ambivert itu apa sih


Sudahkah anda baca postingan saya soal Ketika emak sama gak pede-nya sama sang anak ?? Disana saya curhat tumpah ruah soal saya yang “merasa” jadi ambivert. Apa sih ambivert itu? Sebelum kita bahas kesana, simak dulu yuk apa itu introvert dan ekstrovert.

INTROVERT

Banyak orang yang salah mengira kalo introvert itu adalah ANSOS alias anti sosial. Padahal sebetulnya itu salah, introvert adalah istilah dimana seseorang lebih suka menyendiri ketimbang nimbrung diantara orang banyak tetapi tidak menutup diri dari dunia luar. Seorang introvert hanya memiliki kecenderungan dalam hal  menyimpan semua perasaannya sendiri dan  menarik diri ketika berada di tengah-tengah sekumpulan orang yang tidak mereka kenal baik. Seorang introvert  juga Lebih mudah bersosialisasi jika bersama dengan orang yang sudah mereka kenal baik.

Jadi intinya, orang introvert itu adalah orang penyendiri dan bukan tipe inisiator percakapan dalam suatu perkumpulan.

EKSTROVERT

Ekstrovert merupakan kebalikan dari introvert, kepribadian ekstrovert cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar. Mereka menyukai keramaian, dengan banyak interaksi dan aktivitas sosial. Tipe kepribadian ini lebih mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, mudah bosan dengan kesendirian, dan lebih senang bercerita daripada mendengarkan. Keunggulan dari tipe ekstrovert adalah kepercayaan diri antusiasme yang tinggi, mudah bergaul, aktif, dan dapat berinteraksi dengan banyak orang sekaligus.

Nah,  kalo Ekstrovert adalah istilah dimana seseorang menyukai lingkungan luar dan introvert adalah istilah dimana seseorang yang lebih suka menyendiri. Nah, lalu apa pengertian dari Kepribadian Ambivert?  Ambivert merupakan gabungan dari Introvert dan Ekstrovert.

AMBIVERT



Ambivert atau Ambiversion merupakan Kepribadian manusia yang berada ditengah-tengah introvert dan ekstrovert yang seimbang. Dengan demikian seseorang yang memiliki kepribadian ambivert dapat merasa nyaman dalam kondisi apapun, seperti disaat mereka sedang sendiri ataupun sedang berada ditempat yang penuh dengan keramaian.

Sejarah Perkembangan Kepribadian Ambivert

                                                                     
                                                                      Carl Gustav Jung


 (26 Juli 1875 - 6 Juni 1961)

adalah psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik


Carl gustav Jung adalah orang yang pertama kali mengelompokkan dua tipe tingkahlaku manusia berdasarkan sosialnya, yaitu tipe introvert dan ekstrovert. Introvert merupakan pribadi yang tertutup, dimana orang tersebut selalu berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain, sedangkan ekstropert merupakan pribadi yang terbuka yang sangat suka bergaul dan berinteraksi dengan orang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adam M. Grant menyatakan bahwa seseorang dengan kepribadian ekstrovert mempunyai kemampuan komunikasi bisnis yang lemah. Tetapi bagi seseorang yang mempunyai karakter ambivert dimana seseorang mempunyai tipe karakter campuran dari keduanya yaitu introvert dan ekstrovert, dinilai sukses dalam membangun bisnis dan usaha.

Pada jurnal Psychological Science tahun 2013 menjelaskan bahwa seseorang dengan karakteristik ambivert akan lebih mudah beradaptasi pada lingkungannya. Istilah Ambivert sendiri diciptakan oleh psikolog Hans Aysencek. Seseorang dengan tipe ambivert tidak mudah dipengaruhi oleh faktor luar mereka cenderung menggunakan pandangannya sendiri. Kesimpulan ini didapat ketika melakukan tes kepribadian yang dibuat oleh daniel H. Pink.

Ciri – ciri seseorang dengan kepribadian ambivert



Pengukuran kepribadian manusia seringkali dilakukan secara kaku. Bagi seseorang yang suka bergaul atau suka dengan situasi keramaian masuk ke kubu ekstrovert sedang kan seseorang yang lebih suka menyendiri atau paling suka dengan ketenangan masuk ke kubu introvert.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang lebih fleksibel dimana seseorang tersebut bisa menikmati kedua kondisi tersebut ? mereka masuk ditengah-tengah kubu antara introveert dan ekstrovert yaitu mereka yang mempunyai kepribadian ambivert.

Adapun ciri-ciri seseorang dengan kepribadian ambivert yaitu :

1. Mudah berada dalam zona nyaman terutama di keramaian

Bagi mereka yang mempunyai kepribadian introvert mungkin akan merasa tidak nyaman jika berada ditengah keramaian, tetapi bagi seseorang dengan kepribadian ambivert dan ekstrovert akan merasa nyaman-nyaman saja ketika berada ditengah – tengah keramaian.

Hanya saja perbedaannya bagi seseorang dengan kepribadian ekstovert akan lebih aktif memulai percakapan terlebih dahulu dengan orang baru sedangkan seseorang ambivert lebih suka menikmati kondisi tersebut dengan cara hanya melihati situasi disekelilingnya dan tidak berinisiatif untuk memulai percakapan terlebih dahulu dengan seseorang.

2. Memiliki ruang waktu sendiri dalam bersosialisasi

Orang ekstrovert akan lebih suka atau bersemangat jika bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain, sedangkan orang introvert akan lebih nyaman jika menyendiri dan bisa bergelut dengan dunianya sendiri. Tetapi bagi orang ambivert berada ditengah – tengah situasi tersebut.

Mereka akan merasa gerah jika terlalu lama menyendiri karena mereka juga membutuhkan bersosialisasi dengan orang lain, tetapi di satu sisi lain si ambivert akan merasa mudah lelah jika terlalu banyak berinteraksi/ bersosialisasi dengan orang lain.

3. Kepribadian menyesuaikan lawan bicara

Seorang ambivert lebih fleksibel, lebih bisa memposisikan dirinya, disaat lawan bicara mereka merupakan seorang dengan tipe introvert dia akan lebih banyak berbicara. Tetapi jika lawan bicara si ambivert adalah seseorang dengan tipe ekstrovert dia akan membiarkan lawan bicaranya bercerita dan si ambivert akan lebih banyak mendengarkan.

4. Fokus terhadap pembicaraan yang spesifik

Seorang ambivert tidak pernah merasa malas untuk menanggapi percakapan ringan meskipun hanyalah basi – basi. Tetapi seorang ambivert akan lebih bersemangat jika percakapan tersebut merujuk pada topik yang lebih spesifik atau mendalam sesuai minat. Seorang ambivert lebih tertarik berbicara tentang filosofi sebuah kehidupan.

5. Mampu berbicara sesuai situasi dan kondisi

Seorang ambivert lebih intuitif, lebih tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam. Seorang ambivert bisa melakukan hal tersebut secara bergantian pada waktu yang tepat.

6. Tidak mudah membuat suatu perencanaan

Jika seorang ambivert dihadapkan dengan dua rencana/ pilihan biasanya mereka akan merasa sulit dalam menentukan pilihannya. Mereka bisa menentukan pilihannya dengan berdasarkan mood mereka saat itu.

7. Mudah beradaptasi

Seorang ambivert bisa dengan mudah berbaur dengan seorang yang mempunyai kepribadian introvert maupun ekstrovert. Maka dari itu , seorang ambivert lebih bisa memahami orang lain.

8. Seorang individu yang multi-tasking

Seorang ambivert akan tetap bisa mengerjakan sebuah proyek dengan cara berkelompok ataupun individu, karena mereka merupakan seseorang yang fleksibel dan nyaman disituasi apapun.Tetapi untuk seorang dengan kepribadian introvert lebih suka mengerjakan sendiri dan seorang ekstrovert tidak bisa mengerjakan suatu proyek sendiri.


Sudah jelas kan mengenai apa itu AMBIVERT dan kenapa saya meng-klain diri sebagai ambivert? Hehehe, apapaun jenis kepribadian emak,  selama itu nyaman, jalani saja. Jangan gusar sama pendapat orang yg ngatain kita terlalu pendiam ato gak mau gaul atau bahkan di cap sok selebritis karena kita kebanyakan ngocoblak! Hihihi, mungkin karena orang-orang itu belum belajar psikolog ke kakek Carl gustav Jung, hehehe

Kalo kata sahabat saya, “ gitu aja repot iiihh meni rempong! Jangan dipersulit hon, jalani aja dan have fun!!!

sumber data ilmu :
dosenpsikologi.com
hellosehat
deebacalah.blogspot.com



                  


Saya ingat,
Waktu keenan pertama kali saya ajak buat ngaji ke masjid, si doi tantrum selama 3 hari. Padahal selama seminggu sebelumnya saya udah ceritain kalo ngaji itu bakalan seru dan ketemu temen baru, si doi semangat. Tapi pas prak-nya, malah tantrum!

Dia diam seribu bahasa di kelas, di suruh ikut baca doa diem, disuruh ikut ngikutin bu guru melafalkan huruf hijaiyah diem, disuruh ikut nyanyi diem, disuruh kedepan malah guling guling di karpet masjid! Saya jengkel luar biasa, dan malu dong! Murid lain mah semangat ai anak gue!!! Hadeuuh!!

Saya stress luar biasa, sampai nangis-nangis curhat sama sahabat saya di WA.
Saya merasa gagal sebagai ibu dan sadar diri kalo selama ini saya terlalu galak sama keenan dan sering bentak, makanya keenan jadi minder dan gak pe-de-an. Saya nyesel luar biasa!!!

Hari ke-3 akhirnya saya bujuk keenan buat ngaji-nya lebih semangat dengan iming-iming dibeliin smartwatch, ajaibnya keenan langsung semangat ngaji dan bertingkah laku sama normal nya dengan anak-anak yang lain.

saya bilang, “ ken, kenapa ngaji-nya kok diem aja? Malu ya?”
iya” jawabnya singkat,
gini deh, kalo kakak janji sama mama ngaji dan sekolahnya berani dan gak malu-malu, mamah beliin deh smartwatch yang mirip sama si diwan (youtuber), gimana?”
beneran mah? Asyiiiikkkkk!! Iya nan janji!” jawabnya tiba-tiba semangat

Lalu, apakah ketidak pede-an keenan itu  akibat gak punya smartwatch kaya temen-temennya yg lain atau memang dia gak siap masuk sekolah karena malu, takut dan gak pede?
Menurut telaah saya sih, karena dia gak pede! Dan smartwatch bikin dia pede karena kebanyakan temen-temennya pada pake. Tapi kalo dipikir, aneh teu sih hanya karena dia punya apa yg temen-temennya punya bisa bikin pede dia seketika melonjak kaya harga BBM?
Itu karena, dengan smartwatch dia “merasa diterima” di kelompok teman-teman barunya.
Masuk di akal sih.

TERNYATA eh TERNYATA, yang ngalamin ketidak-pedean gabung ke kelompok baru bukan cuman keenan, tapi emak-nya juga!!! What??? Yaaa!! Saya juga mengalaminya.
Emang saya ikut kelompok apa sih? Sekolah lagi? Bukan, tapi “kelompok” emak-emak anak-anak TK!
Nah lho! Kok bisa?

Sejak saya hamil keenan dan terus sampai keenan masuk sekolah, pergaulan saya sangat terbatas. Semua seputar rumah-pasar-dokter-rumah nenek dan terus begitu selama 6 tahun. Me time bagi saya adalah barang langka, selain karena tak ada waktu saking penuhnya waktu saya setiap hari mengurus urusan rumah tangga dan orang-orang didalamnya juga karena keenan dan kilan lengketnya luar biasa sama saya. Pantat emaknya hilang dari pandangan langsung pasang toa terus teriak nyariin emaknya!
Hal tersebut bikin saya merasa hilang jati diri. Saya sampai lupa kaya gimana saya waktu dulu sebelum punya anak. Satu-satunya kontak saya sama dunia luar hanya social media.


twitter saya menyoal kurangnya bersosialisasi di tahun 2017 silam

Klopun ketemu orang baru paling emak yang ngantar anaknya berobat ke dokter pas lagi ke dokter, terus ngobrol seputar per-emak-an. Dan setelah sesi ketemu dokter selesai, bubar juga tuh obrolan singkat sama di emak yg baru kenalan tadi.

Nah, hal itu lah yang bikin saya berubah yang tadinya ekstrovert menjadi introvert bahkan ambivert!
( apa itu ya?? Nanti saya bahasa di postingan selanjutnya ya)

Pertama kali keenan masuk TK, dia tantrum dirumah, karena malu. Setelah dibujuk akhirnya mau. Alhamdulillah kali ini gak pake drama nangis-nangis kaya waktu pertama kali ngaji.
Nah, si gue juga ternyata deg-deg an bo! Dah kebayang ntar ketemu emak-emak anak TK yg lain! mana gak ada yang kenal lagi. Kikuk pasti, bingung mau ngobrol sama siapa pasti, pokoknya serba salah we lah. Karena ini pertama kali akhirnya saya gaul dengan suatu kelompok diluar rutinitas per-emak-an saya selama 6 tahun!



Tapi akhirnya dijalani juga semua rutinitas baru saya ini, dan ya ketemu emak-emak baru juga. Bahkan rasanya malah jadi super excited karena ketemu sesama emak-emak yg rempong ngurus perumahtangaan. Rasanya kaya nemu supporting system baru. Ditambah grup emak-emak ini suka cerita ini itu dan botram. Saya senang dapat teman baru. Pak suami pun mendukung.

Tapi,
Sudah sebulan ini saya sering tidak bisa antar jemput keenan ke sekolah.
Selain karena jarak sekolah-rumah yang hanya sekitar 100 meter sehingga keenan kadang malah minta gak usah dianterin karena katanya udah berani, tapi juga karena  kesibukan saya yang lain seperti ngurus kilan yg mulai sering tantrum di usianya yg mau 3 tahun, ngurus persiapan dagang pak suami dan kesibukan yang lain. hal ini bikin saya jarang ketemu emak-emak yg lain dan juga jarang nimbrung chat di grup. Kondisi ini bikin saya kembali kikuk ketemu emak-emak yang lain dan merasa di kucilkan. Padahal sebenernya gak. Saya ajah yang sensitif layaknya pantat bayi.

Akhirnya saya menemukan ketidaknyamanan di kelompok baru  ini, padahal baru 4 bulan berjalan.
Karena lama gak ikut nimbrung di dunia nyata maupun maya, saya kehilangan topik topik pembicaraan dan kehilangan bonding dengan mereka. dan akhirnya benar-benar menarik diri dari kelompok dan lebih suka langsung pulang sehabis antar keenan dan bener-bener jadi silent member di grup char emak-emak.



Saya bener – bener jadi ambivert sekarang.
Entah kenapa, saya jadi lebih suka sendirian makan gorengan dan seruput es cingcau mocacino di teras sekolah dan lebih suka ngobrol sama satu orang emak ketimbang ikut nimbrung saat para emak pada ngumpul banyakan. Saya tetep ngobrol sama para emak, tapi gak ikut angkat bicara dan cuman ikut denger dan ketawa aja.




Sebetulnya saya sedih,
Karena saya ingat, dulu saya orang yang sangat ekstrovert dan gak pernah kehabisan bahan obrolan, baik di grup maupun saat ketemu orang baru. Saya selalu jadi center obrolan. Dan sekarang saya malah jadi ekor.




Jadi, seorang wanita bisa berubah total setelah punya anak itu, benar adanya.
Tapi saya nyaman dengan kondisi saya sekarang, walau masih ada rasa minder dan kikuk begitu ketemu para emak tapi saya gak jaga jarak dan tetep mau gaul, hanya saja yaah mungkin pembicaraan antar personal lebih membuat saya nyaman aja ketimbang di grup.

Karena untuk tetap menjaga keawarasan dan kesehatan psikologis saya, saya masih punya beberapa orang sahabat dan tetep masih berhubungan sampai sekarang walau kebanyakan lewat WA ketimbang ketemeu karena kami sama-sama sibuk.


persahabatan kami sudah 20 tahun lho


Jadi saya rasa, entah kita sudah jadi tua atau tidak, kadang kelakuan kita sama bodor dan gemes-nya sama anak kita, hehehe






Hari ini saya full temani keenan di sekolah TK tanpa bawa adiknya,
Alhamdulillah kilan anteng “main” sama bapaknya.
Bapaknya bilang kilan di ajak nonton film hantu, “valak” dan dia ngikutin filmnya ampe akhir.
Dia duduk terus di sebelah bapaknya sambil nonton, Gak minta jajan dan gak rewel ini itu. Syukurlah, saya lega.

Tapi, begitu saya pulang, tiba-tiba kilan bertingkah layaknya orang yang bebas dari penjara!Saya kaget!
Dia lari kesana kesini, dia keluarin semua mainan dari lemari mainan dan mulai merengek pengen ini dan itu dengan suara lengkingan khas setengah menangis, 

mamaaaaa……ini….”

mamaaaaaaaa……..ituuuuuuuuuuuuuuuu!!!” 
dan begitu seterusnya sampai kuping saya panas dan mood saya berantakan. 
Padahal saya lumayan cape sehabis nemenin kakak di TK.

Saya heran,
Kenapa selama dengan bapaknya dia layaknya kelinci putih yang manis, 
tapi begitu ketemu emaknya langsung meraung bak godzilla mengamuk??

Gak jadi deh saya “ngerjain” bapaknya biar beliau merasakan yang saya rasakan 
( di kasih rewel anak! ) karena nyatanya gak gitu, hihihihi

Why oh why?

Pendapat ahli  tentang anak bertingkah layaknya GODZILLA saat bersama ibu


Menurut psikolog  Marta Falaguasta, tingkah laku anak yang demikian merupakan hal yang wajar, yaitu karena anak tidak merasa bebas menjadi diri sendiri nya saat bersama orang tertentu ( kakek-nenek, paman-bibi, teman orang tua dan bahkan ayah sendiri! )

"ketika anak lahir, secara naluriah dia akan mempelajarri semua hal tentang ibu nya, hal tersebut dimulai saat sang ibu mulai menyusui hingga MPASI pertama "  ucap Falaguasta,

Sedangkan menurut psikolog Wikan Putri Larasati, MPsi, Psikolog dari Biro Psikologi Castra Tangerang,  dalam  artikel  : 

https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3323378/anak-jadi-bertingkah-saat-ada-ibunya-tanda-ia-nyaman-dengan-sang-ibu menyatakan bahwa,  


“ memang ada penelitian bahwa bayi ketika ada ibu justru lebih sering menabgis dibanding saat tidak ada ibunya ". Dikatakan Wikan, hal itu memang terjadi secara alami di mana anak jadi lebih manja jika ada ibunya.

"Nah, kalau anak jadi lebih bertingkah saat ada ibunya, ada betulnya bahwa itu tanda dia sudah nyaman dengan ibu. Artinya, bagi si anak ibu adalah sosok yang aman kalau dia menunjukkan sosok aslinya, jadi anak nggak perlu jaim lagi kayak pas lagi nggak ada ibunya," tutur Wikan saat berbincang dengan detikHealth, Selasa (18/10/2016).

Sedangkan menurut : 

https://id.theasianparent.com/mengapa-anak-berperilaku-lebih-buruk-saat-ada-ibu


menyatakan Pendapat dokter tentang anak berperilaku lebih buruk saat ada ibu adalah karena :

“Ibu melambangkan ‘kebutuhan’ untuk anak-anak, dan anak-anak menghubungkan kebutuhan mereka akan makanan dan kelangsungan hidup dengan Ibu mereka,” kata Ann Corwin Ph.D, dokter konsultasi di Parenting Doctor.

Itulah sebabnya anak-anak akan meningkatkan perilaku buruk mereka untuk mendapatkan perhatian dari Ibu kapanpun mereka bisa.

Peran ayah, di sisi lain, melambangkan ‘kepercayaan’, ‘keberanian’ mengambil risiko dan ‘bermain’ untuk anak-anak.

Sehingga anak-anak tidak terlihat begitu putus asa untuk mendapatkan perhatian dari ayah mereka, karena ayah tidak berperan penting untuk kelangsungan hidup (menurut mereka).

Nah, udah ketemu alasannya why oh why
Klo sudah begini, saya berusaha buat pasrah aja sambil sekuat tenaga buat ikhlas menerima lemparan rewel anak – anak setiap hari yang tiada akhirnya, karena Saat anak berprilaku seperti itu, sebenarnya  kita sudah berhasil menjadi sosok ibu yang sangat dibutuhkan oleh anak  dan menganggap kita  sebagai tempat yang sangat nyaman dan mampu menjaganya dari gangguan apapun.

Oke deh,


So, take it as a good sign and remember this: They save it all for you!

Do your kids start speaking tongue, crying, releasing their bowels and clinging to you when you walk in the door? Take it as a sign that they love you and just know that I’m sending you lots of love the next time it happens, because I know… Oh, I know… it drives us all bonkers-up-the-wall!



ghost parenting

Ada sebuah postingan catatan di facebook mengenai Ghost Parenting yang menjadi landasan awal saya kenapa saya “akhirnya” bertekad jauh lebih kuat buat benahi diri sendiri dan mengakhiri diri sendiri jadi ABUSE PARENTini cerita saya soal ghost parenting yang saya alami abuse parent dan ghost parenting

Postingan ini inspiratif  sekali, dan bikin saya mewek. Catatan ini milik kawan baru saya di facebook, Vainginselaluistiqamah , dan ini link catatannya :  catatan ummu azmi

berikut postingannya :

GHOST PARENTING
EVHA UMMU AZMI·KAMIS, 18 JANUARI 2018·READING TIME: 3 MINUTES
Ghost Parenting,
berkali-kali dapat curhatan tentang luka lama yang kembali menganga ,
tentang masa kecil yang perih atau semacamnya ,
lalu hadir kembali dalam bentuk serupa saat kita pada akhirnya merasakan menjadi orang tua,
"apa karena saya juga sering diperlakukan begini oleh orang tua ?"
saya balik bertanya "menurut mba bagaimana?"
Ada berparagraf paragraf cerita,
Saya lanjut bertanya ,
"jika kita hari ini menyalahkan mereka, lantas mereka harus menyalahkan siapa?"
Pertanyaan retoris sebenarnya,
maka cerita akan bersambung ke hulu nasab : nenek moyang yang sama sama menunggu yaumil hisab,
Toh mereka juga harus mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan pada Allah
------------
saya pun belajar, membuka pahami berbagai teori psikologi. memang perilaku saat ini kait-terkait dengan pengalaman sebelumnya.
kabar baiknya, hal ini bisa kok diperbaiki. karena kita manusia, bukan mesin pengulang otomatis tanpa kendali.
lalu bagaimana ?
menyalahkan orang lain atas kesalahan diri kita adalah mudah, tapi apakah menyelesaikan masalah ?
Jika kemarahan, kesepian dan kekhawatiran kita saat ini terbentuk dalam bertahun-tahun episode berulang : dan ada peran orang tua yang membentuk perilaku negatif tersebut,
setelah tahu, Apakah luka jadi mengering dan sembuh ?
apakah perihnya hilang seketika saat kita melempar musabab itu pada orang tua yang kian renta?
jika benar kesalahan mereka penyebab luka, obat seperti apa yang kita pinta?
permohonan maaf dan pengakuan dosa pada kita ?
benarkah hal itu menjamin benar-benar ada lega ?
apakah perlu menunggu bertahun-tahun permohonan maaf mereka
Tak bisakah kita sendiri .... menggerakkan tangan ke dada dan mengeluarkan sesak menggumpal-gupal dalam jiwa ,
tersenyum perlahan dalam isak air mata,
"biar keluar debunya bersama percik wudhu"
"merunduk sombong dalam sujud syahdu"
sesadar diri bahwa tak ada yang tak pernah berbuat salah
sebagaimana hanya perlu menunggu salam setelah tahiyyat terakhir,
mulai mengatakan "aku memang luka. Tapi aku telah memaafkanmu....pak, bu"
Seraya memulai menemui mereka dan meminta maaf pula: atas lebih luka yang kita toreh ,
Tapi mungkin mereka sudah melupakannya,
Sebagaimana kita mengharapkan permohonan maaf mereka,
Mengapa tak bertanya hal yang sama pada diri sendiri yang juga jadi orang tua
"Sudahkah saya minta maaf pada anak anak saya?"
Mereka pun menunggu sebagaimana kita menunggu
Apakah benar ada orang tua yang sempurna tanpa cela?
Jika memang tak ada ,
Mengapa tak menyisakan ruang bernama maaf dan lupa ,
Ya melupakan dan menghapus memori tentang luka ,
Biar ada lebih banyak ruang memori yang tersisa ,
Untuk menyimpan kenangan baik yang bermiliar byte jumlahnya ,
Untuk membuka ruang ruang baru bernama cinta,
Jika memang berat terasa : mintalah bantuan pada pencipta jiwa ,
Karena IA yang meminta dan mewajibkan kita berbuat baik pada orang tua,
Bukankah IA tak pernah meminta yang kita tak bisa menyanggupinya ?
"Dan orang orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebaikan
Serta beriman pada apa yang diturunkan kepada Muhammad
Dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka
Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka
Dan memperbaiki keadaan mereka" (QS Muhammad ayat 2)

Mengetahui bahwa kita terluka Memang tak menyelesaikan masalah ,
Tapi jujur mengakui bahwa semua manusia juga lemah dan punya salah
Akan mengantar kita pada titik "aku butuh Allah yang Maha Sempurna"
Maka perjalanan mengobati luka Pada dasarnya dimulai Dari keyakinan terhadap penyembuh luka yang tak pernah salah : mendekat terus padaNya
Memulai satu kebaikan ,
Terus berbuat kebaikan kebaikan ,
Sampai Allah menghapus kesalahan Dan menyempurnakan keadaan,
Ingatlah lebih banyak jariyah mereka ,
Suatu saat kita akan sadar bahwa
"Hantu itu hanya ada dalam imajinasi kita",


25 September 2017
Untuk semua yang pernah terluka, tapi masih meyakini Kasih sayang Allah

Ninin Kholida




Baca postingan ini saya jadi semangat bikin mind  map yang setelah saya renungkan, solusinya hanya 5 point, yaitu :

1.   MEMAAFKAN

Maafkan semua perlakuan kasar orangtua kita dimasa lalu, maklumi semua tindakan mereka dimasa lalu karena kita juga tau, kalo jadi orangtua itu tidak mudah, mengendalikan emosi dan amarah adalah dua hal yang tersulit dilakukan. Jangankan untuk urusan pengasuhan anak, untuk diri sendiri juga sama sulitnya.

2.    Kembali pada Tuhan

Maksud kembali pada Tuhan adalah bukan hijrah yang instan, tapi hijrah yang perlahan tapi pasti. Hijrahr bukan soal kita gak pake hijab langsung pake hijab, ato yg udah berhijab jadi pake hijab syari, yaa itu juga termasuk, tapi yang paling utama adalah hijrah kebiasaan. Yang awalnya solat saya bolong-bolong, mulai benahi biar gak bolong, tahajudnya dikerjain lagi, baca al-qur’an lagi walo hanya satu ‘ain/hari, banyakin sedekah dan PERBANYAK SEDEKAH. Semua itu harus dikerjain secara KONSISTEN. Gimana caranya biar bisa konisten? Saya bikin bullet journal ( nanti saya bahas di postingan selanjutnya ya ). Saya tau, buat melakukan point 2 ini dahsyat sulitnya, apalagi buat konsisten. Karena yang namanya iman, pasti ada futurnya, tapi dengan paca postingan ini dan sering-sering dengerin taushiahnya kang ibing bisa narik saya insyaallah buat back on track.

Sebelum melakukan point kedua ini, ada hal yang paling mendasar yang harus saya lakukan dulu, yaitu PERCAYA PADA TUHAN!!

Nah lho, apa hubungannya? Oh tentu ada fernando.

Terkadang, kesulitan hidup dan luka masa lalu bikin kita ( atau dalam hal ini saya sendiri) sering mengalami ketidakpercayaan pada TUHAN, bukan tidak percaya, tapi lebih tepatnya adalah marah pada Tuhan, karena “WHY ME” TUhan? Why me? Saya tau marah pada Tuhan itu bagian dari dosa. Tapi itu adalah hal yang tak bisa di hindari. Klo sudah begini, biasanya saya harus kembali  melakukan “pembersihan” lagi, di mulai dari curhat sama sahabat terdekat saya soal kapusing dan kamumet mengenai persoalan hidup. Alhamdulillah, Tuhan kasih saya sahabat yang demikian inspiratifnya kalo menyoal Tuhan, teman yang demikian adalah rezeki mak, rezeki yang gak tertandingi nilainya. Kalo udah terinspirasi, segera mandi tobat sebagai langkah awal tobat kita. Memang terkesan naif dan lebay, tapi terkadang kita perlu melakukan hal simbolik agar apa yang kita bisa mulai memasuki gerbang  perubahan.

Kalo sudah yakin lagi sama Tuhan, buat kembali membenahi semua ibadah akan terasa lebih nikmat.

Apakah point ini akan dilaksanakan terus menerus tanpa hambatan? Yah gak lah marisol, iman itu layaknya air bendungan, kadang naik kadang turun. Gak selamanya semangat dan kadang lebih banyak turunnya ketimbang naiknya. Tapi setidaknya, kalo kita udah punya SOP alias standar operasional point 2, saat iman kita turun, kita tau apa yang harus dilakukan dan kita bisa back on track.

3.   Lakukan ANGER MANAGEMENT

Hanya satu yang perlu dilakukan, ketika kita JENGKEL sama pak suami, MANGKEL sama tetangga yang sotoy, KESEL liat rumah berantakan terus PENGEN BENTAK, PENGEN NYUBIT, PIKIRAN RUDET lalu liat anak rewel terus pengen lampiasin ke anak SEGERA lakukan hal ini : CUBIT BAGIAN TUBUH SENDIRI dan RASAKAN SAKITNYA! Itulah rasa sakit yang akan anak-anak kita rasakan kalo kita cubit mereka.

Ini adalah saran dari adik tersayang saya ketika saya curhat soal parenting ghost, karena kami sama-sama diperlakukan sangat tidak manis oleh orangtua kami dimasa lalu. Dan untuk saran jitu ini, saya sangat berterimakasih padanya.

4.    ME TIME

YES!! Ini paporit saya. Saya sudah bicarakan hal ini dengan pak suami, dalam rangka menjaga kewarasan saya dalam menjalani profesi sebagai IBU RUMAH TANGGA FULLTIME, maka me time adalah suatu keharusan. Gak harus mewah, maximal 3 bulan sekali selama 6 jam. Ntah saya mo ngapain bebas, ke salon, nonton bisokop, ketemu sahabat lama ato leye-leye tiduran di rumah ibu saya, hehe. Yang penting setelah me time ini, mumet-nya pikiran saya dan jenuhnya saya akan sama persisnya rutinitas yang saya lakukan setiap hari terobati dan saat kembali ke rumah, saya udah segar kembali.

5.    SABAR

Hey,  ini tidak mudah lho, Tapi kalo udah niat, insyaallah pasti bisa. Caranya? Klo udah keluar tuh tanduk di kepala gara-gara kelakuan anak-anak yang luarbiasa kreatifnya, ELUS DADA terus bilang sama diri sendiri, “SABAR-SABAR” walo sambil pake suara “sedikit” mengggeram kaya kucing lagi kawin, hehehe

6.   PAHAMI

Pahamilah, kalo anak-anak yaah namanya juga anak-anak, OTAKNYA BELUM MATENG, ATTITUDE BELUM KEBENTUK, POLA PIKIRNYA LABIL, EMOSINYA KAYA CUACA ( gak menentu). Namanya juga makhluk lagi berkembang, ya begitulah adanya. Kalo kelakuan kita sama kaya anak kita, lha marisol jadi bingung nih, siapa yang jadi anak dan siapa yang jadi orangtua????betul gak mak?? Hihihihi,

Sekian.

Saya tau, pembahasan soal parenting ghost ini ngaler – ngidul. Bahkan saya bawa –bawa cerita dari ranah pribadi soal masa lalu saya sampai kelakuan saya sama anak-anak saya yang bisa bikin ILFIL orang yg kenal saya, yang hal ini bisa dibilang aib, tapi , I don’t feel regret, NO! saya ingin share hal ini juga sebagai terapi buat saya sekaligus pengingat, kalo saya lagi lemah dan ingin lari, saya bisa buka curhatan saya ini dan semoga bisa back on track

Saya juga ingin berbagi biar emak yang saya yakin juga mengalami hal yang sama persis kaya saya bisa terinspirasi. Karena saya tau, rasanya gak enak. Hidup rasanya mumet dan gak happy. Sementara saya, lelah bertahun-tahun mengalami depresi sebagai anak korban perceraian dan sekarang mengalami  ghost parenting. Saya ingin hidup saya jauh lebih happy. Karena, suka atau tidak suka, sekarang saya bukan lagi saya yang berumur 25 tahun yang bebas kesan-kemari mo ngapain aja gak ada tuntutan. Hidup akhirnya mengantarkan saya pada titik ini, dimana sekarang saya jadi seorang wanita berumur 36 tahun, jadi gendut, wajah gak seger lagi, gaulnya sama emak-emak yang nganter anaknya ke TK dan tiap hari ngurusin hal yang sama sama secara berulang, inilah hidup saya sekarang,  

BANGUN EKA!!! BANGUN!!!! SADAR OY SADAR!! KAMU SEKARANG ADALAH SEORANG IBU!!!  Emang jadi ibu gak semulus film – film box office, yang ditonjolin bagian manisnya ajah, tapi ternyata jadi ibu itu MELELAHKAN TIADA AKHIR.

Tapi hey, bukan kamu aja yang ngalamin  kaya gitu, SEMUA IBU JUGA MERASAKAN HAL YANG SAMA!!!!

Jadi, biarlah lelah kita yang tiada endingnya , gak kaya film  snow white yang happy ending, semoga lelah kita ini diganti ALLAH SWT balasan surga diakhirat nanti. Aamiin.

Tergoda kan kalo ditawarin surga mah?? Tentu atuh, hehe

---------- SEKIAN ---------

Semoga terinspirasi






Hari ini kakak libur sekolah, tiba-tiba aku merasa ingin tidur saja seharian, mengingat semua kerjaan domestik sudah rampung dikerjakan kemarin sore, rasanya hari ini ingin bermalas-malasan seharian, pagi ini aku merasa sangat lelah.

Tapi aku teringat, si bungsu yang sulit makan harus mulai aku paksakan makan tertib hari ini, entah gimana caranya, dibawa sambil jalan-jalan atau sambil main tanah.

Berangkatlah aku ke warung dan belanja. Mulai memasak sambil beres-beres mainan yang berserakan dimana-mana, semua itu menghabiskan waktu pagi-ku yang tadinya ingin kupakai dengan tiduran saja. Selesai pukul 10 pagi, akhirnya selesai semua. pundak pegal, kaki semutan-an punggung terasa remuk ditambah perut keroncongan.

Selesai makan, kuputuskan untuk tidur sebentar. gendut biarlah menjadi gendut. tapi rencanaku gagal, aku lupa anak-anak belum sarapan. disuapilah mereka sambil nonton youtube.

Begitu selesai dan badan berangsur mulai mengajak ke kasur, si bungsu merengek minta ganti video youtube, si sulung minta ditemani main. Tak tahan dengan rengekan mereka, sambil menahan amarah aku penuhi keinginan mereka.

Tapi rupanya, aku sudah teramat mengantuk. akhirnya, kepalaku bertanduk dan mulai bentak anak-anak. Pak suami yang sedari pagi tidur kembali akhirnya bangun dan mengalah menjaga anak-anak sambil beres-beres rumah ala kadarnya. aku tertolong.

Lepas adzan Dzuhur aku bangun. segar rasanya. rasa ingin bermalas - malasan kembali merajuk. tapi tentu tak bisa aku wujudkan. anak-anak belum mandi sementara pak suami siap-siap berangkat "ngamen".

Akhirnya, sisa siang menuju sore aku habiskan dengan mandiin anak-anak dan kembali membereskan rumah sampai kinclong. Disaat aku kembali teramat lelah, si bungsu berulah. ember buat nge-pel lantai ia tumpahkan hingga lantai tampak seperti kebanjiran.

Aku kebakaran jenggot!! aku marah teriak dan bentak, aku kesal dan ingin rasanya menangis, bukan itu saja, dengan tanpa merasa bersalah, si bungsu jalan-jalan didalam rumah memakai sendal kotor dan akhirnya sambil mencak-mencak aku pel kembali lantai.

Selesai semua, termasuk cuci piring. aku teringat, ini sudah pukul 4 sore dan kakak belum pulang, ini waktunya ia mengaji. bergegas mengenakan kerudung bau dapur dan baju dinas emak-emak, aku mencari kakak dan akhirnya ketemu. Kakak menolak pulang dan tantrum. es krim jadi sogokan ia agar mau pulang.

Tiba dirumah, perang dunia ke 3 pun kembali terjadi antara si sulung dan si bungsu. rebutan video yang mau di tonton di youtube, rebutan mainan, rebutan kucing. Dan parahnya, si sulung mainin bedak dan di tabur-taburkannya di teras rumah yang baru saja aku pel. Aku meraung dan berteriak!!!

Aku lelaaahhhhh!!!!! 

Dan sekarang, setelah perjuangan panjang menidurkan anak-anak yang engga mau tidur padahal mereka tidak ada yang tidur siang satupun, aku terkapar di atas karpet sambil bersedih hati.

Terbesit rasa iri pada pak suami yang bisa "ngamen" dan ketemu teman-temannya selama lebih dari 6 jam!! aku pun ingin me time dan bebas melenglang walau hanya beberapa jam. tapi sejak kakak mulai masuk sekolah, hal itu sulit didapat. bisa ke borma sendiri pake motor walau cuma beli susu aja udah jadi hal yang istimewa.

Saran semangat dan positif dari quote parenting soal, "istimewanya menjadi ibu" atau "ingatlah anak - anak adalah kado istimewa" atau "ingatlah waktu bersama dengan anak hanya sebentar sebelum ia beranjak dewasa" ... gak mampu menghilangkan perasaanku soal motherhood akhir-akhir ini.

Disebut depresi sih tidak, atau post partum deperesi juga tidak. aku hanya jenuh dengan rutinitas yang sama yang aku lakukan dan terima setiap hari yang membuatku selalu penuh dengan amarah. sepertinya, mau tidak mau harus dipaksakan. aku perlu sendiri dengan diriku sendiri walau hanya 4 jam saja.

Biar kewarasanku tetap terjaga dan kembali siap menjalani rutinitas yang sama seperti kisah hari ini keesokan harinya, hingga aku bertemu dengan waktu Me Time-ku.

Betapa penting adanya Me Time ini ya, jika tidak para ibu akan kehilangan kewarasan dan hilang kesabaran, lantas kebahagiaan anak-anak akan menjadi taruhannya.

Mak, me time yuk. 















Liat seragam sekolah keenan ngegantung di lemari itu rasanya gimana ya....uwoooowww...........It has been 5 years since he was born, asa emeyjing aja gituh, ni anak dah sekolah lagi. 

never imagine deh, padahal awal awal sekolah tantrum nyah edan dongs, alhamdulillah. semoga lancar pembelajarannya ya ken, semoga lancar juga finansialnya agar supaya pembelajaran kamu lancar jaya aman sentosa , hehe

Dulu, saya pernah punya impian kakak sekolah di sekolah alam karna dasar pembelajarannya yang gak standar gitu, mulai dari PAUD ampe nun jauuh disana ( SMA maksudnya ), tapi karena kekuatan finansial dan ngukur jarak yang kurang mumpuni, beralihlah pada sekolah yang jaraknya cukup dekat, ngiceup mata sebentar juga langsung nyampe, RA Tk Al misbah. 

Lalu saya tersadar, sekolah bagus gak harus selalu yang punya tema montessori, terpadu dan lain sebagainya. sekolah sederhana dan minim fasilitas juga bisa jadi bagus, selama potensi yang dimaximalkan. dan secara finansial, saya terbantu sekali dengan kebijakan sekolah kakak, hehehe. 

Alhamdulillah, sejak masuk TK, kakak makin berani, berani sekolah sendiri, berani ke warung sendiri, berani main sendiri dan mulai berani minta uang jajan lebih! hahaha 





Kenapa sih saya pengen jadi full time mother? jawabannya sederhana, karena saya gak mau anak-anak saya ngalamin apa saya alami waktu kecil, yaitu jadi anak yang tumbuh dengan rasa "kesepian".

Ortu saya dua-duanya PNS, masa kecil sampai dewasa saya penuh dengan kata mandiri dan sagala serba sendiri. Berangkat sekolah sendiri, pulang sekolah dirumah sendiri, makan siang sendiri, berangkat ngaji sendiri dan baru ketemu emak saya sore jam 5. Dan semua itu bikin saya tumbuh dengan perasaan kesepian. Inilah alasan saya gak mau keenan dan kilan, anak-anak saya ngerasain hal yang sama. karena rasanya? gak enak banget! 

No judgement ya mak, ibu bekerja ataupun tidak, sama - sama adalah ibu. mom always know the best.

Semua ada sisi positife dan negatife nya, Ibu bekerja, akan kehilangan banyak sekali quality time dengan anak dan harus menebusnya di hari libur, sementara kadang hari libur ingin istirahat dan leha - leha karena lelah bekerja, pun dalam kegiatan sehari - hari, kadang menjalani hari yang lelah selama bekerja di kantor/tempat bekerja membuat lelah juga saat pulang melihat rumah berantakan dan harus cuddle time dengan anak, ini jauh bikin lelah para ibu bekerja. Tapi, kebutuhan finansial keluarga tercukupi, tidak kekurangan dan ibu bisa "sedikit' terhibur dari rasa bosan dan jenuh menjalani rutinitas ke-emak-an setiap hari.

Terus, setelah 5 tahun menjalani profesi baru menjadi full time mother apa yang saya rasakan? LUAR BINASA rasanya. cape pisan geuningan jadi full time mother

Jadi ibu bekerja juga sama sih cape nya, malah double menurut saya. karena pagi-pagi harus jadi bajing luncat segala beres sebelum anak-anak sekolah dan kembali beres-beres rumah begitu pulang kerja. 

Tapi, jadi ibu rumah tangga itu, beres-beresnya TIADA AKHIR,  hehehe


Sehari bisa 4-5x beres beres ( klo mau rumahnya kinclong kaya gambar-gambar di pinterest :P ), apalagi anak saya dua-duanya laki-laki! bisa anda bayangkan gimana rasanyah??? hehehe. anak - anak saya masih usia toddler, jadi selain rumah berantakan kaya semangka murag,ambayatak (geuleuhih,hahaha), rengekan, teriakan dan permintaan yang tiada henti dari kedua bocah saya terima dan makan tiap hari!! 

Terkadang saya jenuh, cape dan merengek minta libur sama pak suamik. etapi, gak bisa libur, mana ada hari libur buat emak, sekalinya libur juga karena sakit yang bisa langsung sembuh begitu denger anak juga ikutan sakit. 

Rutinitas yang sama, penerimaan yang sama atas perilaku anak-anak imut dan lagi berkembang ini, bener-bener bisa bikin kepala mau meledak rasanya. jenuh udah gak bisa di hindari. klo sudah begini, obatnya hanya dua mak,  

Yang kesatu, minta ME TIME sama pak suamik, walau itu hanya 6 jam atau bahkan 4 jam, yang biasanya saya lakukan hanya dengan makan bakso sendirian ( klo ke salon kelamaan mak, kilan keburu ngamuk kaya dinosaurus!! ) atau motormotoran aja deket rumah terus nongkrong makan gorengan dan seruput STMJ di warung atas. lumayan lah, walo pulang kembali dapet teriakan dinosaurs dari anak - anak, hehe.

Dan yang kedua, KANG IBING! why Kang ibing? percayalah mak, mendengar tausyiah almarhum Kang Ibing, dijamin seuserian teu eureun berikut hate jadi tiis, cukup lah buat nge-charge spiritual 80% buat kembali menghadapi auman dinosaurus anak-anak :P



Akhirnya bom waktu itu meledak!  Bom waktu yang isi nya frustasi, rasa lelah teramat sangat, stress, sedih berkepanjangan hingga muncul rasa kebas hati alias masa bodo sama lingkungan sekitar. Selama 6 tahun menikah dan 5 tahun ngurus anak, benteng pertahanan saya akhirnya runtuh. akhirnya saya berteriak dalam tangis tanpa suara dimalam hari ketika anak anak sudah tidur dan pak suami masih kerja, " SUDAH CUKUP! I CAN'T DO THIS ANYMORE!!! "

Well, 
Para ibu pasti pernah ngalamin hal seperti saya. menumpuk emosi yg jarang di utarakan karna lack of quality time dengan pak suami saking sibuknya ngurus anak dan urusan cari uang. Di tumpuk lah itu yang namanya emosi dan akhirnya? Duaaaarrrrrr! Meledak. Dan perasaan kaya gini tuh, bisa balik lagi, kaya boomerang. iiih, dasar onyon!! nyebelin kan ya sebetulnya. 

saya ingat, ketika hamil anak pertama rasanya senang luar biasa. Hamil yg diidam idamkan. tapi setelah baby lahir, saya syok, Oh ternyata having baby itu melelahkan ya, ga bisa kemana mana dan stuck sama rutinitas yang itu itu aja, this feelings makes me kena baby blues berbulan bulan. 

Waktu berlalu saya pun hamil anak kedua Tanpa di rencanakan karna lupa gak KB. Saya pun hamil dengan rasa stress dan panik. saya harus ngurus anak pertama sementara hamil anak kedua. Ini asli bikin syok dan stress. saya hamil ga happy. 

Jadi nya selama hamil saya mudah sakit dan masuk rumah Sakit 2x sampai di kira dokter mau ngelahirin prematur. Tapi tidak. Alhamdulillah. Setelah anak kedua lahir, ke panikan saya meningkat. Ngurus bayi juga balita!!!! Syok tingkat dewa mak!! Tanpa di bantu asisten rumah tangga, semua dikerjain sendiri. 

waktu bergulir setiap hari tanpa jeda dengan tutinitas yg sama dan menghadapi situasi yg sama, mandiin anak, nyuapin makan, nemenin main, ngadepin tantrum si cikal yg sulit makan dan klo ada mau nya semua serba pake nangis, juga menghadapi pertengkaran kakak adik rebutan maiman, belum Masak tiap hari, cuci piring, cuci baju, nyetrika malem malem karna klo siang di ganggu si bungsu, juga gadang ngerjain design ato kerjaan lain buat nambahin ekonomi keluarga. 

Tak ada waktu buat diri sendiri walau itu hanya sekedar mandi lebih lama 5 menit buat luluran, apalagi buat sekedar hang out sendirian selama 1 jam. 

Kenapa ga bagi tugas sama pak suamik?? ....tentu, kami bagi tugas, tapi saat saya benar - benar membutuhkannya, dia bukan tipe handy man yang biasa mengurus urusan pekerjaan rumah tangga, and its all right for me. its not about obligations or duty as wifeh/husband, it is what it is and its fine

The problem only is, i need me time. and i've ask to pak suamik kalo saya butuh me time, minimal 30 menit sendirian.... ke salon ato jalan jalan aja. 30 menit cukup lah untuk recharge, karna kalo lama lama pun tak bisa, si bungsu so attached to me, jadi ga bisa lama lama me time. and that's fine. 

the point is mak, 

i know sometimes its hard talk to your husband tentang apa yang kita inginkan, terkadang lebih baik diam menghindari argumen dan pertengkaran, tapi demi menjaga kewarasan pikiran emak dan juga anak anak, harus di bicarakan, soal me time dan bagi tugas, atau bahkan soal hal sepele tentang hubungan. walau dibarengin adu argumen, pertengkaran dan saling teriak, tapi abis itu baikan ya...hehehe 

karena, kalo beban pikiran emak sudah luluh... emosi terjaga dan emak bisa menjalani rutinitas sehari - hari dengan happy dan gak marah marah lagi, anak - anak juga happy. Bukankah cita - cita kita adalah mengasuh dan mendidik anak - anak kita biar jadi happy dan positife person? .... 

semoga terinspirasi ya mak :)