Tampilkan postingan dengan label events. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label events. Tampilkan semua postingan
![]() |
Sketchbook Agraini Oktavia Larosa , di pamerkan di Bandung Artist Book Exhibition 2022 |
Tidak jarang saya mengalami drawing block atau sulit memaparkan gagasan terlebih membuat konsep sebuah karya. Karena bisa dikatakan saya selalu membuat karya secara spontan. Tanpa membuat konsep apalagi narasi. Bahkan membuat sketsa kasar pun jarang saya lakukan.
Bicara soal bakat, saya selalu percaya kalau setiap anak memiliki bakat baik yang muncul secara alami maupun yang muncul karena dilatih. Bakat pada anak umumnya muncul pada usia golden age, yaitu usia 1 - 5 tahun. Lantas menjadi tugas orang tua lah yang mengembangkan bakat pada anak tersebut, apakah terus diasah atau tidak.
Webinar Personal Branding and Selling on NFT. Sebagai pelaku kreatif, istilah NFT udah gak asing lagi. Banyak seniman berbondong - bondong ikutan NFT, termasuk saya? belum. Baru kepo - kepo tapi belum nyemplung. Baru nonton beberapa video tentang NFT di youtube. Belum tertarik kah? oh sangat tertarik, tapi gak paham - paham cara kerja nya gimana.
Event Seni Gratis Januari 2022 telah menjadi pembuka tahun 2022 yang manis. Bagi kamu pecinta seni, ilustrasi dan desain wajib nih ikutan events yang satu ini.
Event seni gratis kali ini diperoleh dari akun instagram @kilasbalik.exh yang merupakan akun khusus memamerkan events seni rupa dan desain seperti pemeran dan workshop yang di selenggarakan oleh mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Departemen Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI angkatan tahun 2018.
Terdapat tiga events seni yang akan diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI. Acara ini berbayarkah dan terbuka untuk umum? YESS, acara ini GRATIS dan TERBUKA UNTUK UMUM.
Acara ini juga diselenggarakan secara online melalui fasilitas zoom dan WAG. Jadi kalau kamu mau ikutan events seni ini, bisa segera hubungi narahubung yang tertera atau bisa banget mengungjungi akun instagram kilas.balik.
Sebelum mengikuti ketiga events dibawah ini, ada baiknya ikutan dulu event pembuka, yaitu sebuah events bertajuk KILAS BALIK EXHIBITION. Sebuah pameran yang menghadirkan 30 karya seni mahasiswa dari mata kuliah Ilustrasi, Media Pembelajaran, dan Desain Komunikasi Visual. Berikut rincian tempat, tanggal dan waktu pelaksanaan exhibitions.
Event Seni KILAS BALIK EXHIBITION
Waktu :
3-6 Januari 2022, pukul 09:00-18:00 WIB
Pembukaan 3 Januari 15:00-18:00
Tempat:
Thee Huis Gallery
Taman Budaya Jawa Barat
Jl. Bukit Dago Selatan 53A
1. event seni : ONLINE WORKSHOP Digital Illustration
Create Animal Illustration bersama illustrator Adinda Aurellia @adindaaurel__ dan moderator @ahmdhidayatullah . Pameran Kilas Balik kali ini berkolaborasi dengan @adindaaurel__ dalam kegiatan Workshop Digital Illustration.
Materi :
Belajar membuat karakter hewan yang sesuai dengan kebutuhan (personal custom, buku cerita anak, dll) mulai dari mencari referensi sebagai acuan dalam berkarya, menggabungkan beberapa objek, hingga tahap pewarnaan.
Acara :
🗓Selasa, 4 Januari 2022
⏰ 15:30 - 17:30 WIB
Link akses Zoom akan dikirim via WhatsApp masing-masing peserta
Penutupan registrasi: 3 Januari 2022 23:59 WIB
Seluruh peserta akan mendapatkan akses handout dan e-sertifikat workshop hingga H+7 setelah kegiatan dilaksanakan
Pendaftaran :
daftar : https://linktr.ee/WorkshopKilasBalik
Narahubung:088809608787 (Alivia Sandra)
08974855386 (Gurat Muhammad)
2. event seni Workshop Watercolor
Create Portrait Watercolor bersama Kirana Prahmianti @kiranaprahmianti dan moderator @hepineuuuuus & @asanlyv. Pameran Kilas Balik kali ini berkolaborasi dengan @kiranaprahmianti dalam kegiatan Workshop Watercolor.
Materi :
Belajar teknik basic menggambar portrait menggunakan cat air, tips & trik watercoloring serta info mengenai alat-alat yang biasa digunakan.
Catat tanggalnya :
🗓Selasa, 4 Januari 2022
⏰ 09:30 - 11:30 WIB
Link akses Zoom akan dikirim via WhatsApp masing-masing peserta
Penutupan registrasi: 3 Januari 2022 23:59 WIB
Seluruh peserta akan mendapatkan akses handout dan e-sertifikat workshop hingga H+7 setelah kegiatan dilaksanakan
Pendaftaran :
Terbuka untuk umum
daftar : https://linktr.ee/WorkshopKilasBalik
0895373898934 (Ine Nur Fadilah)
085524799759 (Zahra Kartiwa)
3. event seni DRAW & SHARING SESSION
Berbenah Portofolio bersama Dicky Candra Irawan @dickyartwork. Pameran Kilas Balik kali ini berkolaborasi dengan @dickyartwork dalam kegiatan Draw & Sharing Session.
Materi :
Menjelaskan fungsi portofolio dan step by step menyusun portofolio sebagai pendukung dalam berkarir di bidang seni.
Catat tanggalnya :
🗓Rabu, 5 Januari 2022
⏰ 15:00-17:00 WIB
Tempat: Thee Huis Gallery (West Java Cultural Park)
Penutupan registrasi: 3 Januari 2022 23:59 WIB
Pendaftaran :
Terbuka untuk umum
daftar : https://linktr.ee/WorkshopKilasBalik
Narahubung:
085794240994 (Muhamad Basit)
Pernah kah anda mendengar istilah, " seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak" ? pasti pernah ya. Lantas apa sih maksud sebenarnya?
Sebagaimana kita tahu bersama bahwa, peran seorang ibu dalam mendidik anak bukanlah peran yang kecil melainkan peran besar dimana seorang ibu memiliki andil besar dalam membentuk masyarakat yang berakhlak baik dan tangguh yang semua itu di mulai dari keluarga kecilnya. Nah, disinilah letak peran besar seorang ibu sebagai madrasah pertama berada.
Tetapi, benarkah "beban" mendidik anak ini hanya ada di pundak seorang ibu saja? bagaimana dengan fungsi seorang ayah dalam mendidik anak dan keluarga?
Ingin tau jawabannya?
Untuk mengetahui jawaban selanjutnya, yuk ikutan Virtual Class Mubadalah yang di selenggarakan oleh Komunitas Indonesian Content Creator bersama Mubadalah.id terkait Kursus Online Intensif dan Bimbingan Penulisan.
Lho kok judulnya tentang penulisan? eit sabar dulu. Judul memang tentang penulisan, tetapi materi yang akan disampaikan sangat erat kaitannya dengan Urgensi relasi kesalingan dalam keadilan gender islam dalam sebuah keluarga.
Bukan hanya itu, ada segudang materi lainnya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Bukan hanya untuk para ibu, tetapi juga para ayah, calon ibu dan calon ayah atau mereka yang sangat ingin mengetahui lebih dalam mengenai prinsip dasar Mubadalah.
Kapan Sih Pelaksanaannya?
@mubadalah.id x @indonesiancontentcreator proudly present :
"Mubadalah Virtual Class; Kursus Online Intensif dan Bimbingan Penulisan"
Materi:
1. Urgensi relasi kesalingan dalam keadilan gender islam
2. Relasi keadilan gender dalam keluarga dan bersosial terkait islam yang rahmatan lil'alamin
3. Metodologi penafsiran ayat al-Qur'an dan hadist dalam perspektif kesalingan
4. Contoh-contoh tafsir kesalingan untuk isu keluarga dan bermasyarakat
5. Bimbingan penulisan populer isu-isu gender dalam perspektif kesalingan untuk media online
Narasumber:
1. Dr. Faqihudin Abdul Kodir, Lc. MA (Penulis Buku Qiro'ah Mubadalah)
2. Fathonah K. Daud, Lc. M. Phil (Penulis Buku Tafsir Ayat-Ayat Hukum Keluarga)
3. Zahra Amin (Redaksi Mubadalah.id)
Pelaksanaan:
1. Registrasi: 15 Agustus - 16 September 2020
2. Waktu Pembelajaran: 23 - 30 September 2020 (Senin, Kamis, dan Minggu) pukul 19.30-21.30 WIB via Zoom/Google Meet
Biaya Registrasi: Idr 300K
Form Registrasi : https://forms.gle/MoUxFEjmhAdxMe7LA
Fasilitas:
1. Materi
2. E-Sertifikat
3. Buku Qiro'ah Mubadalah
4. Kitab Nabiyurrahmah
5. Kitab Sittina 'Adliyah
6. Gratis biaya pengiriman ke seluruh Indonesia
Beasiswa penulisan
Syarat dan Ketentuan:
1. Mengisi form pendaftaran
2. Mengikuti sosial media penyelenggara
3. Mengirim link tulisan terbaik yang pernah dimuat di media online
4. Membagikan e-flyer ini ke 5 grup whatsapp dan sosial media lainnya
5. Mengirim bukti screenshot follow, share, dan posting ke narahubung
6. 10 pendaftar terpilih akan menjadi kontributor Mubadalah.id dan menandatangani kontrak menulis sebanyak minimal 3 tulisan
Narahubung:
Eka Fitriani Larasati : 0857 9420 9094
Nah, gimana? seru kan ya? ada beasiswa pula. Jadi, tunggu apalagi, ayo segera daftarkan diri anda dan jangan lupa ajak teman - teman yang lain ya.
Kulwapp GRATIS dan KEREN buat Emak-emak jaman now : MENTAL HEALTH & FAMILY SUPPORT
“ Aduh kok aku bête terus nih? Kok aku sedih terus sih tanpa alas an? Apa aku ini waras? Apa aku harus ke psikolog? “
Pernah gak sih mak nanya begitu sama diri sendiri? Aku pernah! Terus jawabannya apa? Jawabannya, ikut KULWAPP ( kuliah watsapp ) ONLINE SHARING #4
Ruang Keluarga, bertema : MENTAL HEALTH AND FAMILY SUPPORTyang diadakan hari Rabu, 6 November 2019, 19.00-21.00 WIBdi GRUP WA RUANG KELUARGA.
Terjawab semua gak pertanyaan di atas? Emmm, gak semua sih, karena si aku kurang GERCEP sama peserta lain yang gak kalah heboh dan semangatnya! Hehehe. Tapi dari beberapa pertanyaan peserta dan jawaban narasumber yang ciamik, beberapa pertanyaan di atas terjawab.
Jadi nih,
Awal ceritanya, sahabat baru saya di dunia maya yang karena jarak memisahkan kami sehingga belum juga bisa KOPDAR sampai sekarang, bikin status WA soal kulwapp ini. Begitu si aku liat judulnya yang terpampang jelas : MENTAL HEALTH AND FAMILY SUPPORT
Waahhh, langsung DM sahabatku itu. Itu tuh, tulisan MENTAL HEALTH-nya itu yang keliatan ijoooooo banget di mataku! Apa aku ini gak waras sampai liat tulisan MENTAL HEALTH aja ijo? bukannya kalo liat duit warna merah yaah yang langsung ijo? Yaah itu juga dong! Hehehehe
So, why? Kok tertarik sih sama materi kulwapp nya #4 Ruang Keluarga soal mental health ini? Itu karna, secara pribadi si aku ini memang merasa seperti sering ngerasa depresi atau anxiety gitu, apa ini self diagnosed atau hasil periksa psikolog? Self diagnose kok mak, makanya begitu liat itu tulisan MENTAL HEALTH mataku langsung berbinar binary kaya liat berlian 24 karat!
Aku pengen tau soal “sakit jiwa” aku ini, bener atau cuman karna stress aja. Dan ternyata? Belum ter-diagnosa sih kalo soal depresi yang aku rasain, itu perlu diskusi pribadi langsung dengan narasumber sharing online #4 kali ini, mba nurul. Semoga ada waktu dan kesempatan nanti buat konsultasi dengan beliau.
LANJUT!
Jadi, kulwapp kali ini sebetulnya ngebahas apa sih? Ya ngebahas soal KESEHATAN MENTAL dong Fernando! Masa soal kesehatan kucing! Hehehe
Di kulwapp kali ini saya menemukan bahwa, saya tidak sendirian. Maksudnya? Iya, yang merasa memiliki permasalahan personal seputar kesehatan mental ternyata bukan hanya saya, tapi banyak juga emak-emak dan bapak-bapak yang lain yang juga walau dalam kondisi masih revitalisasi diri masih tetap beraktivitas sesuai perannya setiap hari. So, intinya adalah ibarat lagu-nya the corrs, “everybody hurt”.
Ternyata bukan hanya saya yang sering merasa seakan-akan memiliki , trauma masa lalu dan masih bergelut dengan hal itu sampai sekarang, DISTIMIA (self-diagnose) atau depresi.
Setelah saya mengikuti kulwapp, saya juga menemukan bahwa, jika merasa depresi atau trauma masa lalu kita sudah sedemikian parahnya mengganggu aktivitas kita sehari-hari, maka kita harus segera memiliki supporting system, atau segeralah mengunjungi psikolog/psikiater, karena menurut mba nurul, psikolog atau psikiater akan mampu membantu kita dalam melakukan analisa dan diagnose terhadap permasalahan psikologis kita dan intervensi yg dilakukan bisa tepat guna. Selain daripada itu, kesehatan mental yang sudah demikian parah efeknya terhadap keseharian kita, juga akan berimbas pada kesehatan keluarga.
Mengapa demikian?
Let’s say, aku misalnya, yang punya trauma GHOST PARENTING . Kalo aku gak segera “curhat” sama supporting system aku, yang dalam hal ini pak suamik sebagai bagian dari anggota keluarga, akan berimbas pada kualitas hubungan suami-istri dan juga ibu-anak. Kalo udah curhat, solusi seperti apa yang paling tepat pasti akan ketemu. Karena menurut mba nurul, dukungan pasangan bisa menjadi satu pondasi dasar bagi terjalinnya hubungan yang sehat dalam sebuah keluarga/rumah tangga.
Nah, untuk bisa “curhat” ini juga bisa menjadi permasalahan tersendiri lho, karena tidak semua istri bisa terbuka seterbukanya sama suami. Idealnya, memang keluarga yg sehat itu keluarga yg berani mengidentifikasi permasalahan yg ada di keluarganya, memetakannya, lalu menghadapinya bersama. Keluarga yg sehat sejatinya adalah keluarga yg belajar dari kesalahan, dari permasalahan yg ada. Tetapi yah, seperti yang saya bilang, tidak semua pasangan bisa terbuka mengenai luka masa lalu terhadap pasangannya, bisa karena takut, malu, segan atau “kaburu hoream curhat karena respon suami yang datar aja kaya papan triplek”
Tapi mak, kalo dibiarkan berlarut, efeknya besar lho. Yang jadi korban bukan hanya kehidupan kita, tapi juga anak. Menurut mba Nurul, memang tidak semua orang dilahirkan dalam keluarga yang membiasakan "ngobrol" antar anggota keluarganya dan tidak semua orang mempunyai kemampuan atau ketrampilan untuk dapat berkomunikasi secara sistematis, luwes dan efektif. Oleh karena itu, memang yg harus ditandaskan di awal pernikahan adalah pola komunikasi yg disepakati. Termasuk didalamnya adalah bersama-sama mengidentifikasi pola komunikasi masing-masing pasangan.
Kembali menurut Mba Nurul, membuka komunikasi dengan pasangan memang tidak mudah, tapi bisa dilatih. Butuh effort yang tidak sedikit, dan membutuhkan waktu. Akan ada masa-masa putus asa, masa masa berucap "ini tdk bisa, ini tdk mungkin dilakukan, omong kosong" ,namun jika terus diupayakan, ditekuni, maka pola komunikasi sehat sedikit demi sedikit akan terbangun. Karena, komunikasi yang sehat akan berdampak jangka panjang. Tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga terhadap lingkungan keluarga dalam hal ini anak. Jika kita sebagai orangtua tidak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mencoba menjalin harmoni dengan pasangan, lalu larut dalam komunikasi yang tidak sehat, maka anak-anak pun besar kemungkinan akan tumbuh dengan pola komunikasi yang serupa.
Kenapa bisa begitu?
Karena sejatinya sekolah anak yang paling mendasar adalah keluarganya (baca : orangtuanya). Anak belajar beremosi, berpikir, mencari solusi, juga berkomunikasi dr orangtuanya.
Namun demikian, sembari memperbaiki pola komunikasi, kita memang harus meningkatkan tata kelola mood/emosi yang kita miliki sehingga tidak berdampak negatif bagi diri sendiri terlebih bagi orang-orang penting di sekitar kita.
Saya menggaris bawahi uraian mba Nurul, MENINGKATKAN TATA KELOLA MOOD/EMOSI , nah ini yang menurut saya penting. Sama persis dengan solusi yang saya buat untuk permasalahn ghost parenting yang saya alami.
Lalu, gimana kalo yang memiliki gangguang kesehatan mental itu adalah pasangan kita dan bukan kita? Nah menurut mba nurul, ada yang bisa lakukan demi untuk membantu pasangan kita melalui permasalahannya sembari membentuk keluarga kita menjadi sehat secara mental. Yaitu dengan, Look and Listen. Ajak pasangan untuk lebih terbuka terhadap masa lalu yang mengganggu atau menghambat pola pikir positifnya. Dengarkan dengan cermat. Hadapi bersama, tela'ah dan kaji bersama. Petakan permasalahan dan ajak pasangan untuk memperluas sudut pandang dalam menilai permasalahan yang terjadi di masa lalu. Listen. Jika kita melihat pasangan kesulitan dalam mengurai permasalahan, maka libatkan orang lain yang dinilai dapat dipercaya, seperti orangtua, sahabat, atau pemuka agama. Jika kita melihat masalah yang dihadapi pasangan merupakan masalah yang berat dan menekan, maka kita bisa menghubungkannya dengan psikolog/psikiater. Semakin cepat masalah dapat diurai, maka semakin cepat penanganan bisa dilakukan.
Saya juga menemukan insight baru di kulwapp ini, menyoal ME TIME.
YESS!! Paporit saya, hehe. Kalo waktu me time-nya udah disepakati sama suami sih gak masalah yak mak, waktu kita buat sendiri dan anak-anak akan terbagi adil dan merata. Tapi gimana kalo karena kita ibu bekerja dan me-time kita dilakukan setelah kita pulang kerja? Oohhh yess jadi sebuah dilemma yaahh…
Kembali menurut Mba Nurul, ( ini nih yang paling meninspirasi) BUAT SKALA PRIOTITAS!
Hobi sebagai mood booster dan juga penyeimbang memang diperlukan untuk kesehatan mental individu. Bahkan dianjurkan. Namun demikian, waktu untuk menemani dan mendampingi keluarga, terutama anak, untuk tumbuh dan berkembang juga sangat diperlukan. Terlebih waktu mereka bersama kita terbilang singkat sebelum mereka dewasa dan mempunyai urusan masing – masing. good things take times. Keluarga terutama anak, tidak hanya cukup dengan kualitas, namun juga kualitas. Karena sesungguhnya, sesuatu yg baik itu membutuhkan waktu untuk menumbuhkan dan juga waktu untuk memeliharanya.
Saran saya, kembali ke KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN, pilih waktu yang asoy geboy buat kita para emak bisa me time. Jadi, kita masih bisa melakukan hobi kita sebagai penyeimbang kesehatan mental dan anak-anak tetap terjaga dan terawasi. Kata kunci adalah manajemen hobi (juga waktu melakukan hobi) dan skala prioritas
Dari semua materi kulwapp kali ini, yang paling menohok saya dan yes!! Ini jawaban yang selama ini saya cari, adalah GIMANA CARANYA ME-MANAJEMEN EMOSI DAN DEPRESI dan gak melampiaskannya ke anak ?
Menurut pemaparan Mba Nurul, Cara untuk menekan emosi supaya kita tetap “sehat” dan tidak melampiaskan ke anak adalah dengan, Kita bisa menerapkan teknik pause time.
Jika dlm kondisi emosi, dan kebetulan di deketnya ada anak, atau emosi krn anak, maka kita bisa sejenak berdiam diri, fokus pada nafas, jgn pikirkan apa2, lalu hitung sampai 10. Belum tenang? Ulang lagi prosesnya. Biasanya emosi akan sedikit banyak mereda. Dan anak tdk akan terlalu kena dampaknya.
Karena, Pada kasus depresi, pola pikir yg negatif (biasanya juga karena dipengaruhi oleh persepsi yg salam pada masa lalu) akan mempengaruhi emosi shg mjd negatif pula. Keduanya saling menguatkan dalam hal kenegatifan. Akibatnya, fisik pun mjd limbung. Tdk berenergi, muncul gangguan tidur, gangguan makan, dsb. Ketiganya kemudian akan bahu membahu saling menguatkan kenegatifan.
Nah kalo udah gini kita harus begimana mak? mood atau emosi adalah salah satu yang sulit untuk diintervensi, meskipun bukan tdk mungkin. Jadi apa yang bisa dilakukan? OLAHRAGA! ZUMBA?AEROBIK?JOGGING? apa aja semua boleh, karena menurut mba nurul, semua Aktivitas tersebut akan menghasilkan hormon-hormon kesehatan mental, yg biasanya dipaksa untuk dihasilkan melalui injeksi obat-obatan dari psikiater. Jadi bisa bayangkan Jika fisik oke, Lalu hormone-hormon kesehatan mental dihasilkan, Emosi menjadi (sedikit demi sedikit) lebih stabil, maka intervensi kepada pikiran menjadi mngkin untuk dilakukan.
Selain olahraga, kita juga bisa MENULIS, yess! Kesukaan saya yang lain! hehehehe.
Bikin buku harian, jurnal atau blog kaya saya, hehehe. Dengan menulis catatan harian, kita bisa mencoba belajar Memetakan permasalahan. Sulit awalnya karena tidak terbiasa , namun bagi sebagian orang terbukti sangat membantu.
Kulwapp kali ini banyak pencerahan bagi saya, dan semoga juga bagi emak yang baca postingan saya kali ini. Semoga kedepannya ada kulwapp dari ruang keluarga lagi yang gak kalah menarik dan GRATIS tentunya ya, hehehe ( dasar emak-emak, hihihi )