Tampilkan postingan dengan label batu empedu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label batu empedu. Tampilkan semua postingan
persiapan mrcp di rshs bandung



Persiapan MRCP Di RSHS Bandung. Hari ini adalah hari kedua kunjungan saya dan ditemani Pak Suami ke RSHS Bandung. Setelah kemarin menemui Poli Dokter Bedah Digestif, lalu melakukan tes darah dan verifikasi pengajuan MRCP ke bagian radiologi, maka hari ini adalah mengambil hasil tes darah dan membuat jadwal MRCP.

Oke, hari pertama ada kisah drama dengan dokter yang agak cuek. Lalu hari ini ada drama apakah? wah setiap hari kunjungan ada aja dramanya ya? wkwkwkwk. Sepertinya sih setiap perjalanan saya berobat emang selalu ada drama. Udah mirip di film- film aja, hihihi

Persiapan Pagi Hari


Tadi pagi saya bangun jam 5 lalu lanjut sholat subuh tanpa dzikir atau ngaji, karena berniat memandikan anak - anak dan membuat sarapan lebih awal agar ibu mertua tidak terlalu lelah menjaga dan mengurus mereka nanti.

Sambil membereskan rumah, menyapu dan mengepel saya menggoreng kentang crispy kesukaan anak - anak. Multitasking seperti ini gak boleh sih sebetulnya, karena biar fokus dengan kerjaan. Tapi situasi urgent euy, jadi gpp ya , hehehe

Alhamdulillah Keenan bangun tidur dengan ceria, saya peluk dan cium keningnya. Lalu saya bilang, “ Kak, bentar lagi mandi ya. Mamah beresin dulu goreng kentangnya

lalu dia jawab, “ oke mamaku” seneng banget deh dengernya, hehehe. Tapi ternyata percakapan singkat ini membuat Kilan terbangun dan merasa cemburu. Dia merengek minta susu dan minta mandi juga! hahahaha

Ya gpp, saya sih seneng jadi bisa mandiin mereka berdua sekaligus dalam waktu bersamaan. Alhamdulilah anak - anak mudah “diatur” dan gak rewel. Mereka bahkan cerita banyak hal yang hanya saya jawab dengan “oh iya? “ dan “ wah” karena fokus pikiran mengejar waktu harus berangkat ke RSHS sebelum jam 07.00 WIB.

Selesai memandikan anak - anak, waktunya sarapan sementara saya sendiri juga mandi dan menyiapkan air panas untuk Pak Suami mandi. Alhamdulillah, tepat jam 7 pagi kami bisa berangkat. Tak lupa, sambil lewat kami beli sarapan Bubur Cianjur Hj, Euis di jl terusan antapani.

Hasil Tes Darah


Seperti yang saya ceritakan di atas, hari ini saya harus ambil hasil tes darah di LT. 4 pukul 08.00 wib. Menunggu tidak terlalu lama dan saya segera mendapatkan hasilnya. Lantas bagaimana hasilnya? hasilnya bikin uwow euy.

Angka bilirubin mencapai 6x lipat angka normal. So, bisa dikatakan "agak" kritis. Tapi di kertas hasil tes darah itu dikatakan bahwa, nilai kritis sudah disampaikan kepada dokter Ruli ( yang adalah dokter bedah digestif ) melalui sms dan telpon. Jadi saya berasumsi, dokter Ruli sudah tahu ada pasien dengan sakit cholelithiasis dengan angka bilirubin jauh dari standar sehingga perlu ditangani secepatnya.


Hasil tes darah


Agak bikin syok kan ya? saya juga. Gak heran memang kalau tubuh jadi kuning dari kaki hingga wajah dan mata. Tingkat bilirubinnya sampai 6x batas normal!!! Sebagian teman - teman pasti menyangka saya terkena sakit kuning karena hal ini, tapi kenyataannya saya gak sakit kuning karena sirosis. Tapi karena Batu empedu. Next saya akan cerita kapan saya terdiagnosa batu empedu ya.

Drama Permohonan Jadwal MRCP Di RSHS Bandung


Berdasarkan surat verifikasi permohonan MRCP di bagian Radiologi kemarin, saya dan suami harus kembali hari ini pukul 13.00 WIB. jadi, setelah mengambil hasil tes darah jam 8 pagi tadi, maka kami harus menunggu sekitar 5 jam hingga jam 1 siang untuk meminta jadwal MRCP. Lumayan lama ya.

Jadilah sambil menunggu kami bertemu teman lama masa nge-gigs bareng suami dulu dan chillout di dailyroutine.coffee Sambil haha-hihi dan cerita banyak hal. Pertemuan dengan teman lama Pak suami seketika melambungkan angan ke masa lampau jaman kami masih segar bugar dan mampu begadang serta marathon gigs.





Daily routine coffee yang letaknya dekat kampus Polman Kecamatan coblong ini semacam What a great place, sampai saya bisa sketch dengan hasil lumayan memuaskan. cafe coffee depan halaman rumah dengan banyak tanaman dan pohon rindang. Adem banget sampai saya berhasil bikin satu sketch yang hasilnya memuaskan. Saya pesan Hot Chocolate karena hanya itu minuman yang aman bagi pencernaan saya. Rasa coklatnya terasa banget dan enak.






And so, jam 12:00 WIB tiba kami pun harus kembali ke RSHS Bandung sebelum jam 13:00 agar tidak telat. saya langsung masuk ke ruang penjadwalan MRI sementara suami menunggu diluar. saya menunggu sambil memperhatikan nama pasien lain dipanggil satu per satu oleh admin. saya perhatikan, setiap pasien setelah dipanggil diberikan jadwal untuk MRI 2 - 4 minggu setelah hari ini. Seketika saya merasa syok, sedih dan bingung. Mengapa? karena jika saya juga mendapat jadwal begitu lama hanya untuk MRI apakah badanku yang sudah kuning maximal masih mampu bertahan?

Antara syok dan bingung dalam hati saya bertanya seraya berdoa,

" Bagaimana jika saya kebagian jatah satu bulan lagi? Ya Allah apa saya sanggup menunggu selama itu? Apa tubuhku yang kuningnya sudah tahap maximal masih sanggup bertahan? Ya Allah, hamba mohon percepat jadwal MRI hamba!! Please!! "

Sambil terus sholawat dan dzikir, saya terus menunggu sampai nama saya dipanggil admin. Jujur, saya gemetar dengan sedikit menahan tangis, Lantas admin bertanya,

" Ada hasil lab Bu? "

Lalu saya jawab, " Ada " Sekonyong konyong saya berlari menuju tempat duduk suami diluar ruangan dan mengambil hasil lab.

Begitu admin melihat hasil lab darah, ia pun terkejut lantas bertanya,

" Yang sakit siapa bu? ibu? Wah hasilnya wow ya Bu. Tapi ibu tampak sehat ya. "

Lalu saya jawab, " iya pak, saya harus semangat untuk sembuh makanya harus terlihat sehat dan kuat tapi badan mulai gak enak sih pak"

Lalu admin bertanya, " ibu maunya kapan MRI?"

Lalu saya jawab, " kalau bisa secepatnya Pak "

Lalu admin berkata, " Oke, saya kasih jadwal besok aja ya. Ibu puasa nanti malam dan besok pagi langsung kesini "

Ya Allah!!! Terimakasih. Kecemasan saya hilang dan menangis terharu. saya berbalik badan sambil menangis menuju Pak suami. Pak Suami terkejut lalu menghibur, saya ceritakan apa yang saya rasakan dan alami. Sebuah pelukan hangat dan kata kata menenangkan membuat tangis saya berhenti dan lapar, hehehe.

Kalau dipikir - pikir, malu gak sih nangis di rumah sakit? hihihi. Syok sih ya, gak bisa nahan emosi. Saatnya pulang dan cari makan. So, hari ini benar benar magical bukan?


Ruang jadwal dan pelaksanaan tes MRC RSHS Bandung

Persiapan MRCP di RSHS Bandung


Hari ini memang terasa ajaib dengan timbulnya rasa cemas lalu dimudahkan Allah SWT dengan percepatan penjadwalan MRCP. Tapi teman - teman pasti bingung, apa bedanya MRI dengan MRCP? saya jelaskan sedikit ya.

Menurut situs Repository Politeknik Kesehatan, MRCP adalah pemeriksaan duktus biliaris dan duktus pankreatikus dengan modalitas pesawat MRI. Jadi, Magnetic resonance cholangio-pancreatography (MRCP) dapat memeriksa pencitraan dengan teknologi MRI. Prosedur ini menghasilkan gambar organ hati, kantung empedu, saluran empedu, pankreas, dan saluran pankreas yang lebih mendetail.

mesin mrcP
sample mesin MRCP, Sumber google



bagian dalam mesin mrcp

Jadi, MRCP adalah tes MRI khusus bagi penderita batu empedu seperti yang saya alami. Sebetulnya kalau masalahnya hanya ada pada batu dalam kantong empedu tidak perlu hingga melakukan MRCP, tapi karena dari hasil USG Abdomen sebelumnya menyatakan bahwa saya juga mengalami peradangan dan penyumbatan saluran empedu jadi tes MRCP wajib dilakukan.

Mengapa? karena hasil gambaran MRCP berupa potongan axial, sagittal, coronal dan 3D yang dapat memperlihatkan anatomi, fisiologi dan kelainan pada kandung empedu dan sistem biliaris. Saya rasa hal ini untuk mempermudah kejelasan detail sakit batu empedu yang saya alami sehingga dokter bedah digestif dapat melakukan analisa tindakan yang tepat untuk sakit saya ini nantinya.

Menurut informasi yang saya dapatkan, MRCP membutuhkan waktu 1 - 2 jam hingga selesai. lama juga ya. Lantas apa saja yang harus disiapkan sebelum MRCP untuk pasien dengan sakit penyumbatan saluran batu empedu seperti saya? berikut tahapannya :

  1. Melakukan konsultasi dengan dokter bedah mengenai kondisi sakit batu empedu
  2. Melakukan tes urine
  3. melakukan USG Abdomen bawah
  4. Melakukan Rontgen
  5. Melakukan tes swab ( dikarenakan kondisi sedang pandemi )
  6. Melakukan tes darah
  7. Melakukan MRCP

Persiapan sebelum MRCP di RSHS Bandung diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Puasa sekitar 6 jam sebelum MRCP dilakukan

Usahakan memakai pakaian yang tidak mengandung unsur logam. Misal celana dengan resleting, baju dengan resleting atau kancing besi, kerudung menggunakan penitik, segala macam jenis perhiasan

2. Mereka yang menggunakan : 

kawat gigi, KB Implant, KB Pasang, ring jantung, pan, memiliki darah tinggi, kolesterol tinggi , tattoo, gigi palsu, tambal gigi tidak bisa menjalani tes MRCP. Jadi usahakan sebelum MRCP semua atribut tersebut dilepas jika memungkinkan ( kecuali ring jantung dan pan barangkali ya )

3. Persiapan mental

Mesin MRCP ini mirip tabung. Ukurannya kecil. jadi bagi mereka yang phobia ruang sempit mungkin perlu mempersiapkan mental sebaik mungkin. 


Pengalaman Tes MRCP


Alhamdulillah tes nya lancar, saya menunggu sampai dzuhur untuk tes. Karena ada 3 pasien sebelum saya yang juga tes MRI. Ada satu pasien yang tes MRI nya sampai 2 jam, kemungkinannya sih tes MRI keseluruhan. Karena ketika jam 1 siang giliran saya tes MRI dengan MRCP, tes saya hanya satu jam.

Bagiaman rasanya? deg - degan udah pasti, agak syok dan panik. Karena walau mesin MRCP nya besar, tapi lubang tes nya agak sempit. jadi kalau anda punya phobia ruang sempit harus siapkan mental, karena saya saja yang tidak memiliki phobia ini, begitu masuk merasa sesak dan agak takut. Tes nya cukup lama, bisa 1 - 2 jam. Jadi selama itu harus sabar, menahan diri dan berfikir positif. Saya malah ngantuk, hahaha. jadi ya perbanyak solawat aja sama dzikir. Soalnya gak boleh tidur karena ada intsruksi harus tarik nafas, lepas dan tahan selama tes MRCP.

Nah itulah pengalaman hari kedua kunjungan ke RSHS. Alhamdulillah hari ini lancar dan admin nya juga super ramah. Saya harus kembali berkunjung ke Poli Bedah Digestif pada tanggal 7 September nanti, cukup lama karena saya peserta BPJS jadi harus reservasi online dan jadwalnya rebutan. Kuota dibatasi per hari nya 16 pasien. 

Bersabar itu udah pasti, tetap semangat dan berjuang jaga mood apalagi. Karena kalau tidak, bisa ambyar pertahanan pola makan saya dan bisa kambuh sewaktu-waktu. Entah kapan jadwal operasinya, entah harus menunggu tes apa lagi. Yang pasti, saya berharap semua dimudahkan Allah SWT dan kalau memungkinan bisa operasi secepatnya.

Jujur, saya agak khawatir dengan kuning yang sudah begitu pekat sampai wajah saya agak menghitam, kusam, tirus dan gatal gatal seluruh badan. 

Semangat? sudah pasti. Malu dong dengan banjir support dari keluarga, sahabat dan teman sesama blogger yang gak pernah berhenti kasih saya semangat dan do'a lekas sembuh.

Stay health ya teman - teman, jaga kesehatan dan pola makan juga pola tidur. jangan sampai kena sakit. Sakit itu gak enak dan mahal, hehehe.

Salam Artjoka.



Hari Pertama  ke Poli Bedah  RSHS



Hari Pertama ke Poli Bedah RSHS. Hari ini adalah hari pertama ke poli bedah RSHS setelah sebelumnya malang melintang selama hampir tiga minggu ke Puskesmas Cipadung, RS Hermina lalu RSUD Ujung Berung. Kalau peserta BPJS emang harus sabar di tiktok ya alias dilempar ke faskes rujukan karena memang begitulah prosedurnya.

Menunggu Pendaftaran Yang Lama





Berbeda dengan RSUD atau RS Hermina yang bisa datang sekitar pukul 8 pagi setelah sebelumnya daftar dulu, RSHS harus daftar secara online dan itupun untuk jadwal tiga hari kedepan. 

Setelah itu pendaftaran akan buka pukul 8 pagi tepat dan panggilan antrian dimulai. Ternyata banyak sekali yang daftar hari itu, dimulai dari nomor urut dengan belakang C, E, D dan terakhir A. Dan saya kebagian nomor urut 205 A. Saya kira bakal kebagian panggilan cepat karen daftar online, ternyata 80% yang berkunjung ke RSHS hari ini semua daftar online jauh - jauh hari sebelumnya.

daftar ke rshs bandung
Berangkat subuh euy 😂



Berangkat dari rumah pukul 5.30 WIB dan tiba pukul 06.30 WIB lalu menunggu hingga pendaftaran dibuka pukul 08.00 WIB. Setelah habis cemilan dan sketching 3 lembar, nomor saya belum dipanggil juga sementara waktu sudah menunjukan 10.30 WIB!! Ya Allah luar biasa ya nunggunya lama sekali sampai pantat pegal duduk di kursi selama itu! wkwk.




Kunjungan ke Poli Bedah Digestif Yang Bikin Baper


Akhirnya tepat pukul 11.00 WIB nomor 205 A dipanggil, ah senang sekali rasanya. Admin pendaftaran mencatat berkas dan membuat kartu berobat baru untukku. Setelah itu kami menuju Poli Bedah Digestif di Lt. 3 dan menunggu lagi hingga akhirnya nama saya dipanggil tepat sebelum jam makan siang,

Dag Dig Dug serrr tau gak sih rasanya karena bakalan ketemu Dokter Bedah Digestifnya, karena saya  berharap mendapat penjelasan detail tentang sakit saya dan ya sedikit petuah apa yang harus dimakan, minum dan lakukan selama menunggu jadwal operasi. tapi ternyata ekspektasi saya melenceng. Dokter bedahnya cuek abis! wkwkwk.

Berbeda dengan dokter bedah di RS Hermina dan RSUD Ujung berung yang ramah dan hangat dan bertanya saya kenapa lalu mengatakan hal - hal yang membuatku semangat seperti, 

" ibu harus di operasi ya biar gak sakit lagi, jangan makan ini dan itu ". 

Dokter Bedah di RSHS hanya bertanya,

" Apa yang dirasakan? " dengan wajah datar menghadap layar komputer yang saya kira adalah data pasien tapi ternyata whatsapp web!!! saya gak diperiksa sama sekali! hahahaha. Ampun deh. Ya saya jawab pertanyaan dokter tersebut, tapi respon nya datar sih. Agak sedih juga. 

Setelah itu dokter tersebut membuka formulir rujukan untuk tes darah dan MRCP tanpa berkata apapun dan hanya mengobrol dengan perawat tentang jam makan siang , ini dan itu. Kami di cuekin lagi! wkwkwkwk

Sambil nunggu surat rujukan dibuat, saya bertanya pada dokter, 

" Dok, kalau di RSUD kan saya dikasih obat radang, antibiotik dan obat gatal. kalau sekarang dikasih gak? kalau kuningnya dibiarin lama gpp dok?

Pertanyaan ini wajar kan saya tanyakan? lalu dokter tidak menjawab tapi perawatnya yang jawab, 

" Ibu setelah makan obat itu ngaruh gak? kuningnya hilang gak
dengan sedikit bingung saya jawab, " nggak bu
lalu perawat jawab, " ya udah kalau gitu kita test aja dulu"

Aduhai, jawabannya kok gitu amat sih?? langsung lemes dong, jadi maksudnya selama ini percuma gitu saya makan obat dari RSUD? tapi seenggaknya obat itu bisa membantu mengatasi peradangan di kantong empedu kan? masa iya dokter Richard salah sih? iya kan?? lagipula kalau gak makan obat gatal wah bisa celaka saya, makan obat saja masih terasa gatal apalagi kalau gak! gak bisa tidur sama sekali saya nantinya!

Saya jadi mikir, ini dokter beneran dokter bedah digestif atau dokter yang lagi praktek atau KOAS sih? lalu iseng saya search nama dokter tersebut di daftar dokter bedah RSHS, namanya gak ada. Oh berarti kan??? ya gitu deh, hihihi. Maaf ya, pasien emang sensitif. mendapat perlakuan begitu berbeda dari faskes sebelumnya langsung baper! wkwkwkwk

Rasanya slogan RSHS “Someah ka semah” atau ramah kepada tamu kok kurang pas ya, hihihi. Maaf ya bukan menjelekan, gak semua begitu kok. Admin di bagian divisi lain juga baik dan ramah kok. Mungkin mereka lelah sudah melayani puluhan hingga ratusan pasien dan hal ini bisa jadi masukan juga untuk RSHS. Harusnya pelayanannya tetap mengikuti moto petugas minimarket, “ gak peduli mood mau kaya gimana, senyum sapa hangat harus selalu terpasang di wajah

Tapi emang udah waktunya jam makan siang sih, wajar kalau jadi agak cuek karena udah lapar. Perawatnya sih baik dan ramah, manggil nama pasien cukup keras sampai kedengaran sepanjang lorong. Kebayang dong butuh tenaga besar buat teriak sekencang itu. Segitu mah perawatnya gak terlalu cuek, saya tanya masih dijawab meski gak memuaskan. Admin lain juga baik kok. Cuman dokter aja yang agak cuek, maybe next lebih ramah ya bu dokter. Kalau dokternya hangat perasaan pasien juga lebih better dan semangat untuk sembuh lho. 

Akhir perjalanan


Setelah urusan surat rujukan selesai, karena pas waktunya dengan jam makan siang maka kami lanjut lagi nanti jam 13.00 wib. kami pun makan siang, suami makan nasi padang lengkap dengan rendang, sambel ijo, lalab daun singkong dan kerupuk kuah kuning. Duh ngiler banget saya liatnya. 

Sementara saya? bubur ayam tanpa daging , kacang, kecap manis. yah polos aja, kecap asin, merica dan seledri. enak? yah gak lah!!! tapi gpp daripada lapar.

Setelah makan siang kami menuju admin Poli bedah lagi dan menyerahkan fotocopy surat rujukan lalu turun ke lt. 1 ke ruang radiologi untuk daftar tes MRCP. Daftarnya sebentar sih, gak nyampe 10 menit tapi adminnya jutek banget. Bapak-bapak usia paruh baya. Kurasa si Bapak sudah lelah kali ya, bicaranya agak tegas dan galak.

Setelah selesai kami naik lagi ke Lt.2 untuk test darah.Prosesnya sebentar, gak nyampe setengah jam lalu beres. Beruntung di sinimah admin dan dokternya lumayan ramah lah, hehehe




Akhirnya selesai sudah perjalanan hari pertama di poli bedah RSHS. Pak suami merangkul bahu begitu keluar pintu utama RSHS, layaknya kami masih pacaran. Dia bilang, " anggap aja kita keluar dari bioskop ya, hehehe " aku tertawa lepas dengernya.

Besok lanjut tes radiologi. Semoga lancar dan diperlakukan lebih ramah ya, hehehe. Mungkin tiap rumah sakit punya SOP pelayanan yang berbeda, jadi yah gpp lah dicuekin dokter hari ini yang penting proses pengobatan tuntas dan gak kambuh - kambuh atau sakit - sakit lagi sampai harus ke RSHS lagi. Bapernya sementara silent mode dulu deh, hehehehe