Perkembangan Musik Indie di Era Digital Culture

9 komentar

IndiHome dan Perkembangan Musik Indie di Era Digital Culture
( Foto akun instagram UTBBYS)



“ Menikmati pagi, sore dan malam,
Secangkir kopi panas, santai tanpa batas,
Lalu ada Sir Dandy bernyanyi,
Mocca kembali lagi Musik indie di TV “

Lirik lagu diatas merupakan penggalan lagu hits musisi indie Endah & Rhesa berjudul "liburan indie".

Lirik lagu yang pas banget mewakili harapan musisi Indie untuk tampil di TV. Karena musik Indie kerap termarjinalkan karena karakternya yang anti mainstream, memiliki aransemen musik cenderung tidak pasaran dan visual personal yang tidak biasa. Tidak banyak orang yang tahu apalagi melirik musik indie. Eksistensi musik indie seakan ada tapi tiada.

Tapi itu dulu,

Sekarang musik indie mulai banyak dikenal masyarakat luas dan punya kesempatan sukses yang sama dengan musisi besutan record label major. Digital culture sedikit banyak berkontribusi terhadap perkembangan musik indie di Indonesia saat ini. 


Memahami Musik Indie, Lebih Dari Sekadar “Senja”


Saya mau tanya nih, apa yang kamu tau tentang musik indie, Sebuah genre musik? Musik Folk? Lagu - lagu elegi? Penyuka Senja, puisi, kopi lalu hiking? 

Kalau jawaban kamu Yess semua, waahh kamu salah! hehe.

Saya akui, stigma saat ini terhadap musik Indie di sosmed ya seperti itu. Bahkan muncul opini ekslusifitas “anak indie senja” yang artinya mereka penggemar musik indie folk yang doyan ngopi, hiking, bikin puisi estetik dan caption instagram yang filosofis. Begitu kata Mas Rahmad Alam dalam tulisannya di Platform Kompasiana (27/03/22).

Saya setuju, karena banyak postingan di IG  yang bermunculan menyajikan hal - hal yang berbau Indie Senja seperti apa yang dijabarkan oleh Mas Rahmad Alam. Meski demikian, sebagian bagian dari pecinta musik indie saya pun ikut bangga musik indie mulai dilirik netizen. itu artinya digital culture yang telah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini telah berkontribusi dalam mengangkat musik indie ke permukaan.

Akan tetapi pengertian musik indie yang menyatakan sebuah aliran atau genre tidaklah tepat. Kita perlu memahami musik indie untuk mencegah semakin luasnya definisi tunggal musik indie. Oleh sebab itu mari kita telaah definisi musik indie secara kajian ilmu, diantaranya :

1. Wang, 2016

Musik indie berasal dari kata musik independen dimana adanya keinginan untuk mengeluarkan idealisme dalam bermusik tanpa melihat pasar dan industri musik seperti apa, namun memberikan suguhan musik yang terbaik dari para musisi indie tersebut, serta adanya inovasi terhadap musik-musik yang disajikan

2. Fonarow, 2006

Musik indie adalah  musik yang berafiliasi dengan label rekaman independen kecil dengan gaya serta jalur distribusi yang berbeda dengan major label pada umumnya, yang menjadikannya khas label independen. Musik indie juga memiliki karakter sebagai berikut :

  • Sebuah aliran atau genre dalam musik yang memiliki suara yang khas yang dipadukan dengan gaya tertentu
  • Musik yang mengkomunikasikan bentuk pandangan hidup atau etos tertentu dan menjadi sikap dari musisinya ( misalnya Efek Rumah Kaca yang kerap menulis lagu dengan lirik terkait isu sosial, politik dan budaya)
  • Musik dalam kategori penilaian kritis
  • Musik yang dapat dipadupadankan dengan genre lain, seperti pop mainstream, tari, blues, country, atau klasik sehingga menjadi bentuk genre yang baru Memiliki nilai unsur lokalitas sebagai bagian dari identitas musisi indie


definisi musik indie
Definisi musik indie


Kapan Musik Indie Muncul?


Sejak kapan musik indie ada di dunia ? FYI, istilah musik indie pertama kali muncul pada tahun 1920 yang merujuk kepada penggunaan referensi perusahaan film independen. Sejak saat itu istilah indie digunakan sebagai istilah grup musik dan perusahaan rekaman independen atau indie.

Lalu pada tahun 1970an, musik indie mulai berkembang di Inggris dan Amerika. Buzzcock adalah band indie genre punk pertama berasal dari Manchester, Inggris yang merilis EP pada tahun 1977. Album EP Buzzcock tersebut terjual lebih dari 15.000 kopi.

Kesuksesan Buzzcock merilis EP mereka sebagai musisi indie menstimulus lahirnya band indie lainnya di daratan Inggris, seperti R.E.M, Depache Mode dan Joy Division.

Di Amerika, musik indie berkembang pada tahun 70an berkat CBGB, sebuah klub musik yang dibangun oleh Hilly Kristal pada tahun 1973 di Bowery, New York. CBGB adakah cafe yang membuka open stage peformance bagi band indie genre Country, Bluegrass, Blues hanya dengan syarat karya mereka original. CBGB telah berhasil mensukseskan band indie seperti Ramones, Television, The Talking dan masih banyak lagi.

Lalu pada tahun awal 90an, movement grunge indie di Seattle bermunculan. Band indie genre alternatife dinyatakan sebagai pelopor genre grunge indie muncul ke permukaan. Sebut saja Nirvana, Sonic Youth, Alice in Chain, Pearl Jam, Pixies, Smashing Pumkins dan masih banyak lagi. Beberapa musisi indie era 90an ada yang masih bertahan dengan idealisme ke-indie-an mereka tapi ada juga yang  direkrut oleh major label seperti Universal atau Sony Music. 

Menelisik sejarah munculnya musik indie di dunia saya mendapati kesimpulan bahwa, musik indie dunia memiliki pengaruh terhadap perkembangan musik indie di Indonesia.

Kesuksesan Buzzcock merilis EP secara independen mempengaruhi gerakan musik indie Indonesia. Pada tahun yang sama musisi indie pertama di Indonesia muncul , yaitu Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, God Bless, Giant Step, Super Kid dan lain sebagainya.

Era grunge, britpop, Pop dan shoegaze yang sedang hype di dunia pada tahun 90an juga mempengaruhi musik indie Indonesia. PAS band, Pure Saturday, Mocca, Homogenic, Efek Rumah Kaca, Cherry Bomshell, Puppen dan Kubik.

Musisi indie semakin berkembang sejak tahun 90an hingga era digital musik saat ini. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya gigs komunitas, festival yang mengundang musisi indie dan cepatnya arus informasi yang bisa didapatkan melalui jaringan internet.

Kualitas Musikalitas dan Konsep  Musik indie


Musik Indie yang memiliki karakter independen dan tidak bergantung pada major label, sangat kental dengan identitas proses kreatif yang idealis. Nilai idealisme ini menghantarkan proses kreatif karya yang mandiri mulai dari penggarapan lagu, promosi dan distribusi musik. 

Karena karakternya yang independen dan tidak mengikuti selera pasar, musisi inide bebas berkespresi membuat lagu yang ekspresif, ekperimental dan agak aneh hingga nyeleneh. Musik indie juga dapat melahirkan genre baru atau karya baru hasil kolaborasi lintas genre. Misalnya kolaborasi  electro - dream pop, metal - post rock, shoegaze - electro dan lain sebagainya.

Bagi kamu yang baru pertama kali mendengar lagu indie genre Electro,  Post Rock atau eksperimental mungkin akan merasa kurang nyaman karena aransemen musiknya yang tidak biasa, agak aneh dan ketukan nada yang ganjil. Bahkan beberapa lagu memiliki durasi hingga 10 menit bahkan lebih. 

Ketika pertama kali saya mengenal dan mendengar lagu electro, Post Rock dan Shoegaze saya pun merasakan hal yang sama. 

Ini  musik apaan sih? kok gak ada lagunya? udah nungguin nih yang nyanyi kok gak nongol-nongol? ini nikmatin lagunya gimana sih? iihh ketukannya kok aneh ya. 

 

Ya gitu - gitu deh, semua terasa sangat aneh. Tapi karena saya dicekoki lagu-lagu indie oleh teman  terutama Post Rock dan Shoegaze, saya mulai terbiasa mendengar aransemenen musik indie yang tidak biasa. 

Tetapi akan berbeda ketika kamu mendengar musik indie genre pop, dream pop, folk atau alternatife. Aransemen musiknya yang lebih mudah dipahami mempermudah kamu menerima musik indie genre tersebut. Namun kamu akan menemukan sesuatu yang berbeda dan unik, entah dari aransemen, pergantian nada yang aneh tapi enak di dengar, suara alat musik yang jarang digunakan hingga lirik yang puitis dan frontal.

Meski kental dengan idealisme dan eksperimental, Musisi indie  sangat memperhatikan kualitas musikalitas audio dan skill bermain alat musik. Tidak sedikit musisi indie yang dengan sengaja kursus musik seperti belajar nada dan partitur. Musisi indie juga berlatih fingering (gitar) sehari minimal 4 jam, latihan seminggu minimal 2x, belajar mastering dan mixing sampai belajar alat musik lain.  Wow ternyata berat ya? wkwkwk.

Menjadi musisi indie memang tidak semudah yang dibayangkan, yang penting bikin band lalu bikin  lagu sesuka hati dan bisa tampil di gigs atau panggung mana aja. Kualitas lagu dan musikalitas menjadi acuan penting musisi indie agar  punya penggemar. Selain itu, konsep musik indie yang akan menjadi identitas perlu diperhatikan. Karena itulah yang membedakan antar musisi indie terlebih di era digital culture seperti saat ini,  yaitu  nilai idealisme. 

Idealisme dalam musik indie  tidak akan pernah hilang baik sejak awal kemunculannya ataupun sekarang dimana digital culture menjadi budaya baru dalam bermasyarakat. Perbedaan yang mendasar dari gerakan musisi indie era sebelum dan sesudah digital culture terletak pada pola dan bentuk pemanfaatan teknologi dalam proses kreatif dan distribusi.

Musik Indie Sebelum dan Setelah Era Digital Culture


Sejak awal kemunculannya hingga tahun 2000an, proses kreatif musik indie masih mengandalkan studio rekaman konvensional dengan teknologi rekaman yang bisa dikatakan masih primitif.

Penggarapan album dan merchandise pun dikerjakan secara DIY dan hasil karya audio musik disimpan dalam format piringan hitam, kaset dan CD. Distribusi karya dan aktivitas berkomunikasi dalam komunitas mengandalkan zine komunitas, promosi dari mulut ke mulut dan gigs komunitas. Telepon dan pager merupakan teknologi yang banyak digunakan pada saat itu.

Pada tahun 2000an musik indie mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama penggunaan serta pemanfaatan teknologi internetnya indonesia dalam proses kreatif, pendistribusian, promosi dan sharing informasi.

Sosial media dan aplikasi/web streaming berperan besar terhadap eksistensi musik dan musisi indie. Sharing informasi dan media promosi musik indie menjadi lebih efektif dan efisien. Karena komunikasi berkomunitas dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Begitu pula platform meeting yang memungkinkan musisi indie melakukan gigs secara virtual.

Bukan itu saja, hadirnya aplikasi dan software pembuat lagu seperti fruity loop loop, software recording serta mastering, memudahkan musisi indie dalam proses penggarapan lagu. Musik dan musisi indie pun merasakan manfaat internet tersebut dan menjadi bagian era digital culture.

Bukan itu saja, IndiHome bahkan kerap mengadakan event musik yang mendukung perkembangan musik dan musisi Indonesia. Kamu bisa cek update event musik IndiHome di akun instagram IndiHome. Selain event musik, IndiHome juga menghadirkan layanan aplikasi streaming musik “Langit Musik” yang menyediakan ribuan lagu dari berbagai jenis aliran musik termasuk aliran musik indie.


IndiHome Sebagai Pilar Digital Culture Mendukung Musik dan Musisi Indie Lewat Aplikasi Langit Musik



web streaming langit musik
Langit musik ( gambar dari situs langitmusik.co.id )


IndiHome kini menjadi bagian dari digital culture dan mendukung perkembangan musik dan musisi indie melalui aplikasi langit Musik Indihome. Calon pelanggan dan pelanggan setia IndiHome kini dapat mendengarkan musik dari musisi indie favorit di aplikasi langit musik.

Langit Musik merupakan aplikasi streaming musik Indonesia hasil kerja sama Telkomsel dengan PT.MelOn Indonesia yang menghadirkan  lebih dari 6 juta katalog lagu. Langit musik menyediakan katalog pop, indie, religi dan tradisional dan lain sebagainya. ( telkomsel.com dan Wikpedia)

Langit Musik diluncurkan pada tanggal 18 Januari 2010, dan menjadi pelopor portal musik legal dan mengurangi pembajakan karya musik di Indonedia. Langit Musik mengantungi Rp150 juta per bulan dengan 40.000 kali lagu diunduh tiap bulan. ( Wikipedia)

Langit musik tersedia dalam bentuk aplikasi, web streaming dan IndiHome TV. Kamu bisa berlangganan Langit musik dengan menggunakan kartu Telkomsel atau memanfaatkan fitur add on IndiHome. 

Jika kamu punya band atau bahkan kamu juga seorang penyanyi, bisa banget daftarin musik kamu untuk tersedia di playlist Langit Musik. Kamu hanya perlu  mengakses https://laguku.id/#!/home.html untuk daftar lalu isi form pendaftaran. 

Langit Musik menyediakan playlist lagu indie di beranda aplikasi. Kamu hanya perlu geser kanan beranda aplikasi Langit Musik dan temukan playlist berjudul “ Indie Sekarang”. Siap berdendang dan galau syahdu bareng Danilla, Pamungkas, The Panturas, Feast, Sal Priadi, Barasuara, Nadin Amizah, Navicula, Amigdala hingga Bangkutaman dan masih banyak lagi.

Bukan hanya musik indie, Langit Musik juga menyediakan musik yang tengah nge hits dan viral. Anak indie juga gak cuman denger musik indie doang dong ya, tapi juga musik besutan label major, mulai dari pop, dangdut bahkan Kpop.

Saya sebagai anak indie yang juga bucin Kpop, terkejut mendapati Red velvet di playlist Kpop aplikasi Langit Musik. Dan kamu yang ngaku Anak indie senja pun punya tempat khusus di aplikasi Langit Musik melalui playlist bertajuk Suasana senja yang di sediakan di beranda aplikasi.
Eka FL
Mom bloger yang hobi menggambar dan bikin kue kering. Pecinta kucing dan tanaman, suka banget mie ramen dan bakso yang ngakunya post rocker tapi playlist KPop semua.

Related Posts

9 komentar

  1. Yang saya tangkap dari tulisan yang panjang ini, apakah musik Indi ini dapat dinikmati berkat adanya IndiHome begitu? Jika salah, mohon berikan pencerahannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dalam artian menikmati secara digital lewat produk digital culture, saya rasa demikian. Karena dalam artikel saya menyebutkan, IndiHome sebagai pilar digital culture yang berperan dalam memfasilitasi akses internet tidak terbatas kepada seiapa saja. Termasuk dalam hal menikmati musik indie.

      Hapus
  2. Ya ampuuun jadi inget udah lama ga dengerin Moca euy.

    Keren ih UTTBYS udah diundang sama Mola jg. Makin makin sukses ya.

    Aku setuju sih, digital culture itu memberikan banyak ksempatan utk siapapun yg ingin berkembng utk berkemng secara independen. Asal tahu trik utk menggaet netizen, musisi lokal bisa melejit. Bahkan skrg kan bnyk penyanyi besar yg pada bikin kanal youtube sendiri, production house sndri dan ga terikat label ya teh.

    BalasHapus
  3. Salut dengan Telkom Indonesia dengan IndiHome nya mendukung musik indie untuk tumbuh dan berkembang di Langit Musik.

    BalasHapus
  4. Saya pernah nonton UTBBYS di Mola. Ternyata suaminya bu Eka. Keren!

    Kalau bagi saya sendiri, meskipun musik itu ada genrenya, pada dasarnya saya nggak mengotakkan untuk suka yang mana. Saya suka pop Indonesia, suka juga dangdut, tapi beberapa lagu Mocca juga saya suka. Terus Nasyid sama Pop Rock Malaysia juga suka. Yang paling jarang saya paling memang lagu-lagu Barat.

    BalasHapus
  5. Tanpa disadari musik indie memang dulu tidak se-populer sekarang, tapi berkat digitalisasi, akhirnya musik mendapat banyak tempat di telinga pendengarnya. Saya salah satu orang yang suka musik indie waktu dunia digital booming.

    BalasHapus
  6. Wahhh, ulasan tentang musiknya dam banget. Banyak genre pula. Keren, banyak insight baru dan nama nama baru yang saya baru tau lewat artikel ini. Tapi setuju, IndiHome bikin semua karya bisa melejit sama rata termasuk itu musim musik indie

    BalasHapus
  7. penggunaan internet saat ini memberikan banyak manfaat untuk kita, bahkan rasanya hampa banget kalo gak ada internet. apa aku sudah ketergantungan sekali ya dengan internet? hihi

    tapi indihome bisa memenuhi kebutuhan kita, aku seneng

    BalasHapus
  8. wih makin mantap ya bermusik nih, pilihan jadi semakin berkembang apalagi ada internet dari indihome jadi memudahkan juga untuk berkarya

    BalasHapus

Posting Komentar