ilustrasi burn out motherhood
Ilustrasi oleh efila art (penulis blog artjoka)



Short Story Of Today

Hari ini, sedikit ambyar. 
Mood agak haseum, sedikit over exhausted and feel overwhelmed. Mungkin karena sudah beberapa hari ini saya kurang tidur, megerjakan artikel di ujung deadline. Saya ini tipe perfeksionis kalau udah berurusan dengan project. jadi kalau hasilnya di rasa kurang memuaskan, pasti akan saya sempurnakan sampai sempurna bagi saya, setelah itu baru bisa istirahat. kalau gak, rasanya kaya ada yang mengganjal gitu. 

Jeleknya, jadi lupa waktu! hahahaha. sampai di warning Paksu dengan kata-kata, " malam ini jangan gadang ya buu, kalo udah sakit repot! " hahahaha. siap pak!

Selain hari ini yang sedikit ambyar, masih ada hal-hal yang patut di syukuri kok. apa sih? 

1. Keenan sekolah home visit gak mau diantar

Sungguh luar biasa, secara gitu si Do'i tiap mau home visit maunya dianter Kan emak rempong, untuk urusan ini, ternyata ada tekhniknya. tapi balik lagi ke mood si emak sih, kalo lagi oke, acara ngebujuk anak lancar jaya. mun rariweuh, ngepek ke mood anak juga. jadi ilmu menguasai mood penting pisan. apalagi untuk hal mendesak kaya saya tadi pagi. Selesai mandii kedua bocah, saya bilang
" Duh, mamah bakalan seneng banget deh kalo kakak mau sekolah sendiri "
" GAK MAU! pengen ditemenin mamah " ejawab keenan membela diri, belum apa-apa udah gigi satu! hahahaha
" oke, gpp...mamah kan cuman bilang aja. tenang, mamah anter kok kak " jawab saya menghibur

selesai semua dan saya siap mandi, tiba-tiba kakak bilang,
" Mah, nan berangkat sendiri aja! kan udah gede, harus berani dong! " ucapnya semangat
tiba-tiba saya lega dan senang dong! secara 10 menit lagi sekolahnya dimulai. saya belum mandi dan dandan. mana cukup waktu 10 menit. belum termasuk perjalanan ke rumah mimi, dimana sekolah home visit berlangsung. saya langsung jawab, 

" Wah! beneran nih kak? kakak berani? gpp gak mamah anter" ucap saya semangat
" Iya Mah! tenang aja, Nan kan udah gede! " jawabnya pede
" waahh senangnya mamah! makasih ya kak! sini mamah peluuuk duluuu " jawab saya sambil peluk dan cium kening Keenan.

Ah lega rasanya, saya jadi bisa ngerjain kerjaan domesik yang lain. hihihi

2. Keenan merajuk minta di temenin main layangan

Bayangkanlah, siang-siang panas mentrang main layangan? hoream kan ya! tapi liat si do'i merajuk begitu, mana tega saya. jadi ya sudahlah hayu saya temenin. sementara Keenan main layangan, saya perhatiin dia. Wah, saya takjub sama kelihaian dia main layangan. udah kaya yang pro! beneran. baru naikin dikit aja, tuh layangan udah di atas lagi. Anak di umur 6 tahun bisa udah sejago itu main layangan! ckckckck, bangga sama anak sendiri. kalo ada festival layangan, pengen rasanya saya ikutan, buat Keenan.

Tapi lagi pandemi, mana bakalan ada ya. Btw, saya kok bebasin Keenan main diluar? insyaallah aman. lapangan berjarak 20 meter dari rumah, udah gitu luas banget dan bentangan alam sekitarnya juga luas. ada Balong dan sawah yang cukup luas. jadi anak-anak main disana gak bergerombol. lagian, keenan kalo main layangan atau sepeda, sukanya sendirian. gak suka main sama temen-temennya. mungkinkah dia introvert? hahahaha

Saya bersyukur juga sih ikut nemenin Keenan main layangan, pikiran saya dapet angin segar dengan duduk pinggir balong sambil memandang hamparan sawah dan langit biru. sambil ngeliat Keenan - Kilan lari - lari dilapangan ditemeni si kiki kucing kami yang selalu ikut kemanapun kami pergi. rasanya nikmat. 

3. Tulisan saya akhirnya muncul di blog-nya creameno

Dari awal saya ikut sayembaranya kak eno, emang nothing to lose. pengen berbagi kisah masa lalu yang sedih aja, hihihi. sedih tapi penuh makna buat saya. jadi saya nulisnya tanpa bebas iming-iming menang. kalau pada akhirnya menang dan diapresiasi kak eno, itu nilai lebih buat saya. saya berharap, lewat tulisan saya banyak emak yang terinspirasi dan jadi semangat, walau saya tau itu gak mudah. tapi kalo tau ada juga emak yang "senasib" dengan kita, rasanya kaya gak sendirian gitu dan merasa ada yang mendukung.

Alhamdulillah, responnya positif. maaf ya, saya belum sempat balas satu-satu komen di blog kak eno ataupun di artikel saya di blog saya sendiri. waktunya duuhh, kalo emak-emak kan pabeulit ( rempong) sama urusan domestik jadi nyempil-nyempil cari waktu buat balas komen. 




Saya ingat, 
Di awal bulan Agustus saya menulis tentang, "Allah SWT Selalu Menyapaku Setiap Saat" dimana saya cerita tentang saya yang tertimpa bad days yang beruntun tapi ditutup  dengan cukup manis. Dari sana saya banyak belajar tentang rasa syukur dan percaya dengan rencanaNya Allah.

Dan hari ini, saya mengalami Good Days yang beruntun, dimana rasa syukur saya terasa tak cukup diucapkan. 

Berhasil Mengontrol Mood Akibat Kurang Tidur

Semalam saya kurang  tidur, karena ingin menyelesaikan artikel TANOS, naon sih? dimana saya tidur sebelum adzan awal berkumandang dan bangun setengah jam setelah adzan subuh. jadi saya hanya tidur, sekitar 2 jam lebih! wow ya! tapi alhamdulillah, saya bangun dengan mood di level 5, sedih gak happy juga gak. jadi balance lah. Ini peningkatan, karena biasanya kalau saya kurang tidur dan over exhausted saya langsung murang - maring dan rudet terus bad mood seharian.


Mulai Menerima Diri Sendiri


Hal lain yang patut saya syukuri adalah, akhirnya saya menemukan rasa nyaman dengan diri sendiri. efeknya berdampak pada komunikasi dengan Paksu yang lancar dan tembok itu hancur. Iya, tembok segan. takut, kaku dan baper. Saya bisa ngobrol dengan santai  bahkan tertawa. 

Rasa nyaman ini dikarenakan, kemarin saya menulis tentang "Tantang Diri Sendiri , Keluarlah Dari Cangkang ", dimana saya menguraikan kekurangan saya yang baper dan menyadari saya termasuk orang yang HSP alias Highly Sensitive Person. Dengan menyadari hal itu, saya jadi bisa lebih menerima diri sendiri dan... " yaahh, oke, itu kekuranganku, aku terima itu dan hayu let's go kita move on untuk memperbaiki " and that's it, rasa nyaman itu tiba-tiba ada dengan sendirinya. Mungkinkah ada kaitannya dengan self acceptence? mungkin saja.

Kemenangan Yang Tidak Terduga


Siang hari, sambil membereskan mainan kilan saya cek - cek email. saya lihat, disana ada notif e-mail baru dari creameno, ah... e-mail yang saya tunggu beberapa hari ini. kenapa? karena saya ikut berpartisipasi PaidGuespostt#1 yang diadakan yang punya Blog, Apa itu? lomba menulis? iya, tapi bukan lomba seperti lomba lainnya. jadi, siapapun boleh mengirimkan artikel yang berhubungan dengan Thought. Jadi pengirim bebas mau nulis tentang apa aja dari sudut pandang pengirim tentang opini, pendapat dan curhat tapi mengandung hikmah dan ceritanya inspiratif.

Hadiahnya? Rp. 1.000.000 Rupiah!!! menggiurkan ya?? hahahaha. Liat angka nol-nya ampe enam, mata langsung berbinar. Terlebih saya punya keinginan menjadikan artjoka menjadi TLD. hihihi

Lantas, saya ikutan, iseng aja. Berharap menangpun skalanya kecil. Mengingat saya sering kalah lomba literasi dan baru satu kali menang, jadi... yang satu ini saya nothing to lose. Kalaupun gak lolos, yah tinggal post aja di blog pribadi. Se sederhana itu. 

Lalu saya buka e-mailnya, dan disana dikatakan :

Hi mba Eka,
Terima kasih untuk partisipasinya. Pemenang akan diumumkan nanti di blog CREAMENO. Kindly check it, ya 😁🙏 terlepas nantinya mba menang atau nggak, harapan saya, mba akan tetap semangat berkarya. Sehat selalu untuk mba dan keluarga 💕
Kind regards,
CR

Lalu dalam hati saya bilang, " ah palingan juga kalah lagi. ya udahlah gpp " sambil langsung klik alamat blognya. lalu saya baca....scroll dan terkejut! nama saya ada di nominasi pemenang! ah....saya kaget bukan main! ini beneran??? lalu saya baca lagi sampai bawah dan lebih terkejut lagi! nama saya terpampang jelas sebagai pemenang Paidguespostt#1!!!

Sontak saya kaget dan teriak manggil paksu, " Babaaahh! Babaaaahhh!! siniii sinii... " teriak saya,
Paksu dengan sigap menghampiri saya sambil terheran - heran. Lalu saya perlihatkan artikel pegumunan pemenang dan Paksu tersenyum sumringah sambil usap-usap kepala saya lalu berkata, " Istriku hebat euy! selamat ya "

Rasa tak percaya saya berubah menjadi air mata bahagia, tangan gemetaran dan tremor. Masih tetap tidak menyangka. Alhamdulillah.

Pencerahan Yang Tak Terduga


Setahun yang lalu, Bibi nya Paksu meminjam uang pada saya. nilainya cukup besar. Tapi karena itu tabungan saya untuk biaya sekolah Keenan tahun ini, jadi ya tidak apa saya pinjamkan. Toh waktu nya masih lama. ngitung - ngitung nitip uang. soalnya kalau disimpen di saya takut ke ambil dan lama - lama abis aja gak tersisa. 

Awal tahun hutang saya dibayar setengahnya. lalu Bibi berjanji bulan April akan melunasi hutangnya. Lalu datanglah pandemi corona dimana hal ini berdampak pada  kehidupan perekonomian  Bibi dimana tidak bisa lagi berjualan di sekolah karena sekolah di tutup selama masa pandemi. Akibatnya, janji untuk membayar hutanya pada saya pun tidak dapat terealisasi. Saya tidak apa-apa dan memaklumi, karena untungnya, saya masih punya tabungan lain untuk membayar biaya pendaftaran sekolah Keenan ke kelas TK B. 

Lalu, masalah keuangan pun akhirnya menimpa saya dan Paksu. Bulan Juni yang lalu, dengan terpaksa, kami menutup selamanya usaha kami berdagang di kios. karena semenjak lockdown diberlakukan, usaha kami tidak ada pendapatan sama sekali. Sedih rasanya, mengingat usaha itu sudah kami jalankan selama 6 tahun. Tapi, yaah mungkin bukan jodoh kami juga mengais rezeki disana. Sekarang kami fokus pada usaha thriftsore kami yang sudah kami rintis sejak Oktober tahun lalu. 

Tetapi, karena penjualan thrifstore juga agak mandeg di bulan juli, dengan berat hati saya meminta  Bibi melunasi hutangnya. Sejujurnya saya tidak tega, karena saya tahu Bibi tidak memiliki pemasukan dan megandalkan bantuan dari pemerintah juga suntikan dana dari  anak perempuannya yang sudah menikah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Sementara Bibi, masih harus menanggung biaya hidup tiga anak lainnya yang masih sekolah seorang diri, karena Paman sudah almarhun sejak lama. Tapi, saya tidak punya pilihan. 

Saya menungu hingga bulan Agustus tiba, Bibi tak kunjung melunasi hutangnya. Akhirnya saya pasrah sambil berdo'a, " Ya Allah, saya ikhlas deh Bibi ga bayar hutangnya. kasian juga sebetulnya kalo saya tagih terus. kalau saya kasih rezeki saya juga pengennya bantu Bibi dan bukannya nagih hutang. semoga Engkau ganti dengan yang lebih baik. Aamiin. "

Lalu, hari ini saya dikejutkan dengan kemenangan di Paidguestpost #1. Saya merasa, alhamdulillah do'a saya dijawab Allah. Dengan segera saya menemui Bibi dirumahnya. saya agak terkejut karena mendapati Bibi duduk di kursi sambil merangkul kedua kaki dan menatap dinding dengan tatapan kosong. Duh, saya gak tega lihat Bibi begitu. saya ketuk pintu lalu saya bilang,

" Assalamualaikum, Bi... nuju naon (lagi apa) ? " tanya saya

" Eh, teteh...masuk teh " saya pun masuk, lalu duduk dan berkata,

" Bi, abdi bade nyarios soal hutang Bi ( saya mau ngomongin soal hutang) " ucap saya berusaha berkata selembut mungkin,

" Oh enyak, kumaha teh ( oh, iya gimana teh? ) " jawabnya agak kaget dengan mata sedikit bekaca-kaca. saya tau, Bibi pasti syok dan menyangka saya akan menagih hutang. Lalu saya bilang,

" Bi, soal hutang Bibi, gak usah dipikirin ya. Bibi bisa bayar kapan aja. Alhamdulillah saya ada gantinya " ucap saya lembut,

" Aaahh... yang bener teh? bener teteh ada uang? " jawab Bibi kaget sambil terbata-bata,

" Iya Bi, alhamdulillah ada " jawab saya tersenyum.

Bibi menjawab saya dengan tangisan dan genggaman tangan yang erat di tangan saya sambil berkata, 

" Teh, nuhun pisan nyak... nuhun pisan. abdi tos bingung kedah kumaha mayar hutang teteh. kangge sa didinteun oge abdi bingung " ( Teh, makasih banyak ya, saya udah bingung harus gimana bayar hutang teteh, untuk sehari hari aja saya bingung )

" Iya, Bi...sama - sama. Maaf  ya saya nagih hutang kemarin karena emang butuh uang " jawab saya

" Gak apa - apa Teh, itu emang gak Teteh. makasih  banyak ya Teh " jawab Bibi dengan wajah yang terlihat lebih lega.

Akhirnya saya mengerti, 

Kemenangan saya di Paidguestpost#1 adalah jawaban atas do'a Bibi yang tidak bisa membayar hutangnya. Bukan do'a saya saja semata. kemenangan saya hanya pintu rezeki bagi Bibi. 

Jadi, saya berkesimpulan. Bisa jadi kesuksesan yang kita peroleh, bukan hanya karena usaha kita atau do'a kita. Tapi juga rintihan do'a orang-orang disekitar kita yang kesulitan. terkadang kita suka lupa saat di masa jaya, lupa untuk sedekah. karena siapa yang tau, rezeki yang kita peroleh sesungguhnya jalan Allah untuk menolong orang lain. seperti halnya jika kita kesulitan tiba - tiba ada orang lain yang membantu kita. 

Kalau teman - teman bagaimana? ada cerita apa saja hari ini? yuk berbagi di kolom komentar




AKU DAN TANTANGAN

Dulu, ketika saya masih sangat muda dan penuh energi saya sangat menyukai tantangan. sebut saja, 



Naik gunung? lewat!

Climbing? lewat!
Arung jeram? lewat

Semua saya jalani dengan senang hati. udah sampai mana saja? yah masih sekitaran Bandung - Bogor - Garut sih, wkwkwkwk. lagaknya kaya yang udah menaklukan Mount Everest ya, hihihi . Eh  beneran lho, semua kegiatan khas pecinta alam itu bener - bener  saya lakukan. 


Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin naik angka di kue ulang tahun, jiwa "tertantang" saya makin tergerus urusan mencari cuan sampai melupakan kesukaan saya yaitu  ...

" mendaki gunung  lewati lembah, Sungai mengalir indah ke Samudra , Bersama teman bertualang ...... " lho lho! kok jadi nyanyi lagu Ninja Hatori? wkwkwk


Sekarang, tantangan saya beda lagi. Sudah bukan soal tantangan fisik dan keberanian menaklukan alam. Tetapi menaklukan yang paling sulit ditaklukan, yaitu diri sendiri.

Maksudnya?

Kenal sama yang namanya ego? baper? negatife thinking? overthinking? kebiasaan yang merusak diri tapi seneng banget ngelakuinnya? pasti kenal dong ya, kalau belum kenal...yuk kenalan dulu sama diri sendiri, hehe

Ternyata, dengan semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah juga daya sadar. iya, sadar akan potensi diri, kekurangan dan respon terhadap dunia luar. hal ini bagus untuk meningkatkan kemampuan dalam berkarir atau berkarya. juga bagi kita para emak yang setiap hari koprol dengan tugas domestik dan pengasuhan anak - anak.

kok bagus sih? ya iyalah, 

Misal kamu yang punya karir kan kepengen tuh naik karirnya dan gak stay di tempat. Maka pengembangan diri sangat diperlukan. Betul?

Lalu kita, para emak...kepengen kan hubungan suami - istri, ibu - anak , menantu - mertua lancar jaya? pengembangan kualitas diri juga perlu dilakukan. Betul?

Atau kamu, wahai pengusaha muda atau tuir kepengen kan dagangannya laku keras kaya air mengalir tiada henti? maka, pengembangan diri juga sangat diperlukan agar memiliki mental baja menghadapi segala macam lika - liku anak tangga pencapaian kesuksesan. betul?

maka dapat di simpulkan bahwa, pengembangan diri itu harus ada di muka bumi ini, huahahaha! agar supaya kita menjadi manusia yang jauh lebih baik dari hari ini. karena, kita hidup gak sendirian di dunia ini, kecuali kamu pindah ke planet mars. tapi gak kan ya? 

Nah, saat kita berinteraksi dengan orang lain atau orang terdekat, yang namanya gesekan akan selalu ada. termasuk respon kita. kalau responnya biasa aja sih yaahh gak masalah, tapi kalau ternyata kita memiliki kekurangan yang menghambat jalur komunikasi dan relasi maka perlu diperbaiki.

Contohnya, masih ingat kasus ikan tongkol 1 kg di artikel Tantang Diri Sendiri , Keluarlah Dari Cangkang? itu fatal kan ya? makanya kenapa kita perlu meng-upgrade kepribadian dan kebiasaan kita. 


TANOS


Berangkat dari pemahaman di atas, maka saya dan kak renovrainbow sepakat untuk kembali menguasai seluruh galaxy! huahahaha, hehehe gak deng! 

Tapi sepakat untuk saling support dan mendukung terhadap pengembangan diri, yaitu dengan melakukan serangkaian tantangan terkait self love. 

KENAPA SIH NAMANYA TANOS

TANOS  merupakan akronim dari Tantangan NaOn Sih, yang kalau di bahasa indonesia-kan menjadi Tantangan Apa Sih. kenapa TANOS? agak mudah di ingat saja, dan secara phonic mirip sama Thanos-nya avenger ya, hehehe. 

Iiih serem, kok ambil nama penjahat sih? katanya mau memperbaiki diri? 

Sama hal  nya dengan team avenger yang menghadapi kejahatan Thanos untuk melenyepkan  setengah isi galaxy, maka TANOS juga memiliki makna demikian dimana kita, dengan segala potensi yang kita miliki berupa kesadaran diri, keinginan yang kuat serta tekad dan kesungguhan SIAP BERPERANG menaklukan ego, baper, bad habit dan kekurangan kita lainnya. 

GRATITUDE CHALLENGE


Ada banyak sekali point pengembangan diri yang bisa dilakukan, tetapi untuk saat ini sebagai langkah awal, maka GRATITUDE CHALLENGE menjadi pilihan kami untuk memulai TANOS. 


Mengapa gratitude challenge? 

Karena kita terkadang sering lupa bersyukur dan fokus pada apa yang tak nampak di dalam diri kita dan lebih memikirkan apa yang ada pada orang lain. hal sepeti ini merusak kan ya? merusak iman dan kualitas kebahagiaan hidup kita.

Saya jadi ingat ayat di Al-qur'an yang menyatakan bahwa,


Allah akan menambah nikmat kita jika kita bersyukur dan sebaliknya, mengadzab hambaNYA yang kufur nikmat ( Q.S Ibrahim : 7 ) 

Berkaca ayat di atas, subhanallah sekali kan ya kalau kita rajin bersyukur sama Allah atas segala kenikmatan yang diberiNYa, dan kalau gak waduuhh serem kan ya akibatnya? hiiiii

RULES DAN WAKTU PELAKSANAAN 

Gratitude challenge akan di lakukan selama 7 hari ( 1 minggu ) mulai hari ini, tanggal 10 agustus 2020 hingga 16 Agustus 2020. 

Setiap hari kami akan melakukan GRATITUDE CHALLENGE, dimana kami akan mencatat setiap point bersyukur kami atas hari itu. Jadi semacam GRATITUDE JOURNAL dan kami posting di IG dan Blog kami.

kapan sih di postingnya? kalau saya memilih malam hari sebelum bobo syantiikk, karena itu adalah waktu ME TIME saya yang paling berharga untuk nulis. jadi, buat yang kepo kaya gimana sih GRATITUDE JOURNAL ala TANOS nya eka X renovrainbow??

Ikuti jejak kami di blog ya dan IG  @renovrainbow dan @efila_


HARAPAN


Harapan dari challenge TANOS ini adalah, kami bisa menjadi versi the best of me yang jauh lebih baik dari hari ini. mengutip kalimat saya sendiri di postingan tentang tragedi ikan tongkol itu tuh,

Dengan mencintai diri sendiri, kita bisa melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda dan bahagia dengan hal yang teramat sangat sederhana.
Harapan lain, semoga langkah kami bisa menjadi inspirasi bagi teman - teman semua untuk bisa memiliki hidup yang bahagia melalui perubahan diri. seperti kata saya bilang di artikel tentang Memahami Si Belahan Jiwa,


Bahagia itu, kita sendiri yang ciptakan. Gak bisa beli kebahagiaan di Borma, kesana mah beli keperluan bulanan aja. Jangan lupa, minta cuan lebih yang warna merah buat beli kosmetik, eskrim dan coklat. Langsung todong aja, jangan pake kode – kode an, hahaha. Emak – emak juga perlu jajan dong, hihihi









Jika saya ditanya, " Siapa panutan saya saat ini? " Jawaban saya adalah ibu mertua saya. Ah masa sih? Yakin? Bukan karena biar disayang mertua?? Hihihi (¬‿¬)

Enggak lah, tanpa saya banyak memuji beliau, saya yakin sudah disayang beliau dari sejak pertama kami bertemu. Ahiiww 

Jadi, kenapa saya menjadikan Ibu mertua sebagai panutan saya? 

Itu karena, saya mengagumi kesabaran dan keikhlasan beliau dalam mengurus sang belahan jiwa, yaitu Bapak mertua yang sedang sakit keras selama hampir dua tahun lebih. 



Ibu mertua juga tidak pernah terlihat berkeluh kesah, menangis atau berteriak selama saya mengenal beliau. Sikap nya yang sangat lemah lembut dan selalu berkata halus. Jadi, sudah sewajarnya kalau saya menjadikan beliau sebagai panutan saya menjadi seorang istri dan ibu bagi anak – anak saya. 

Alasan Di Balik Keikhlasan Ibu Mertua


Bapak mertua saya, sudah sakit hampir dua tahun lebih. Sakit parah. Dokter mendiagnosa Bapak memiliki penyakit congenital heart disease atau jantung. Dokter bilang ini bawaan sejak lahir. Terjawab sudah semua keraguan keluarga selama ini, dimana Bapak seringkali mengeluh sesak dada. Selama ini kami mengira Bapak memiliki asma atau Bronchitis

awalnya, Bapak enggan berobat ke dokter dan memilih pengobatan alternatif. lalu, ketika pengobatan alternatif dirasa sudah tidak lagi  menunjukan hasil yang signifikan. Akhirnya Bapak mau berobat ke dokter. alhamdulillah. 

Mengapa Bapak memilih berobat alternatif ketimbang langsung ke dokter? itu karena Bapak pernah mengalami reaksi alergi obat yang cukup parah. Jadi, sesakit apapun bapak, beliau memilih berobat ke pengobatan alternatif.

Saya dan Pak suami ( Paksu ) sudah berulang kali menyarankan sampai memaksa Bapak untuk berobat ke dokter dan memberi pengertian kalau dokter pasti akan bertanya alergi obat bapak dan kasih obat yang aman. Tapi tidak di gubris.

Akhirnya, Bapak merasa lelah dengan berobat alternatif yang tidak membuahkan hasil, akhirnya dengan terpaksa bapak mau berobat ke rumah sakit. 

Namun, setelah di lanjutkan dengan berobat di dokter, kondisi Bapak tidak kunjung membaik. Badan semakin kurus, wajah Bapak pun tidak menyiratkan aura kesembuhan. Setiap saya melihat Bapak di rumah, selalu nampak murung dan sedih. Saya rasa, secara mental Bapak sudah down duluan.

Mengapa? 

Bapak sepertinya mengalami stress atas vonis penyakit yang dideritanya Akibatnya, gejala psikomatis pasti Bapak rasakan. Seperti pusing dan mimisan atau keluar darah dari gusi. Sementara itu, saya lihat Bapak – Bapak lain yang juga memiliki penyakit yang sama dengan Bapak, terlihat sehat bugar seperti yang tidak memiliki penyakit parah. 

Saya melihat kondisi Bapak yang begitu, agak sedikit geram juga. Terlebih melihat Ibu mertua yang dengan sabar dan ikhlas mengurus Bapak tanpa banyak mengeluh walau dirinya sendiri terkadang terlihat sangat kelelahan dan letih, terlebih dimalam hari dimana saatnya Ibu merebahkan tubuh yang payah kelelahan... eh Bapak selalu meraung dan meringis minta di pijit kaki. 

Melihat kesabaran dan keikhlasan Ibu mertua mengurus Bapak, betul – betul bikin saya geleng-geleng kepala gak habis pikir. 

Akhirnya saya bertanya pada Ibu mertua,

Mah, kok bisa sabar banget sih sama Bapak. Kalo saya pasti udah stress dan gak kuat. Bukan sama sakitnya bapak, tapi tingkah laku bapak yang gemesin “ tanya saya terheran-heran sambil makan ranginang, kriuk...kriuk

Lalu Ibu mertua menjawab santai sambil ikutan makan ranginang,

Karena ikhlas” jawab Ibu mertua sesingkat dan se sederhana itu. Saya pun melongo saking bingung dan gak habis pikir sama jawaban Ibu mertua.

Tapi ikhlas kan ada batasnya Mah, kok bisa sih Mamah masih tetep sabar ?” tanya saya lagi

Sabar mah gak ada batasnya atuh Neng. Di paksain aja, nanti lama – lama juga terbiasa. Jadi, ada pepatah sunda yang mengatakan, sing bakti kanu jadi salaki, sabab surga anjeun ayana di salaki. Mamah inget selalu ke sana “ jawab Ibu mertua menjelaskan.

Ehhm... jadi, bakti seorang istri ada pada suami, karena disanalah surga untuk seorang istri. Oke baiklah.

Tapi, saya masih gak paham. Melihat saya masih berkerut dahi dan mulut monyong tanda gak ngerti, Ibu mertua kembali melanjutkan penjelasannya,

Ibarat kita dulu hormat dan berbakti pada orangtua , seperti itu juga sekarang. Surga kita ada di suami kita. Allah akan ridho pada istri yang taat pada suami. Kunci pernikahan itu sebetulnya ada di tangan para istri, tong saruana mun pasea jeng salaki. Kudu bisa nurunkeun egois jeung ikhlas dengan situasi suami apapun itu “ 

Belajar Ikhlas, meluruhkan ego


Oh, i see. Saya mengerti, akhirnya. 

Awalnya saya agak sulit menerima penjelasan ibu mertua dimana saya harus belajar sabar dan ikhlas serta harus bisa menurunkan ego pribadi. 

Kesulitan ini saya rasakan karena saya masih memiliki ego yang cukup besar dalam diri saya. Ego untuk selalu diperhatikan lebih dahulu, ego untuk selalu di sayangi lebih dulu, ego tidak mau menerima kritikan Paksu dan ego-ego lainnya. 

Mengapa ego saya bisa sedemikian tinggi? Karena, orangtua saya bercerai jadi saya tidak punya bayangan atau pandangan sama sekali tentang esensi pernikahan itu seperti apa dan bagaimana berkomunikasi dalam pernikahan. Yang saya lihat dalam pernikahan hanya pertengkaran tiada akhir. Sehingga saya berasumsi, saya bebas mengutarakan apapun yang saya rasakan tanpa melihat situasi dan mood Paksu karena saya merasa itulah hak saya. 

Hasilnya? Pertengkaran dan salah paham lah yang saya dapat. Belum termasuk perang dingin dan emosi yang terpendam. 

Akhirnya, saya paksakan diri saya untuk mencoba memahami lebih dalam penjelasan ibu mertua dengan semedi. What? Hehehe, iya semedi alias muhasabah sambil tahajud lalu di lanjut curhat di jurnal.

Di sana, saya uraikan semua permasalahan yang kerap saya rasakan dengan Paksu. Sampai se detail-detailnya. Lalu diuraikan juga emosi atau perasaan saya terhadap masalah itu. 

Dan akhirnya saya menemukan bahwa, saya itu orangnya sangat mudah bereaksi negatif terhadap suatu perkara, dan baper-an. Saya juga kesulitan mengontrol emosi saya saat kelelahan dan kurang tidur. Ternyata hal itu juga memicu ego saya untuk di perhatikan dan di sayangi lebih dulu oleh Paksu. 

Jadi permasalahannya sebetulnya, ada dalam diri saya sendiri. 

Lantas kemana kah fungsi komunikasi dalam hubungan suami istri? 
Kenapa gak di muntahin semua keluh kesah yang kita rasakan pada pasangan agar semua permasalahan beres tanpa tersisa? 

Saya sudah mencoba untuk lebih terbuka akan apa yang saya rasakan, tapi saya selalu kesulitan mencari waktu yang tepat. Karena kesibukan Paksu mencari nafkah dari siang hingga tengah malam dan saya mengurus anak – anak sehingga kami jarang berkomunikasi dari hati ke hati seperti waktu kami masih pacaran. Jadi, sekalinya ngobrol yang di obrolin pasti urusan cuan. Akibatnya, saya banyak memendam emosi negatif termasuk saat kesal dengan Paksu. 

Jadi, solusinya bagaimana ?

Pertama, saya kembali terus mengingatkan diri saya sendiri akan wejangan ibu mertua untuk sabar dan ikhlas kalau udah mulai kesel atau bete dengan Paksu. Inget, Surga lho balasannya. 

Kedua, Menulis. 

What?? Kok menulis. Iya, jadi menulis kan resah di jiwa bisa membantu saya mengurai sebetulnya apa sih permasalahan saya. Dari sana saya bisa cari solusinya. Kalau sudah menulis, biasanya saya merasa jauh lebih baik dan lega. Jadi, energi negatif saya terkonversi menjadi respon positif.

Menulis itu punya segudang manfaat, selain perasaan jadi lega juga mengasah kemampuan mennulis kita terutama di Blog dan siapa tau bisa ikut ajang lomba menulis. iya kan?

Back to the topic, jadi setelah saya analisa, ternyata saya yang mudah reaktif dan baperan berdampak pada respon Paksu. Dia jadi males ngadepin saya dan ikut badmood. Ternyata Paksu ini orangnya sensitif jadi kalau saya badmood akan berpengaruh sama moodnya Paksu, sementara fokus utama beliau mencari nafkah yang merupakan tanggung jawab utama baginya.

Itu yang selalu jadi pikiran Paksu. Jadi wajar aja kalau sering terlihat murung kalau dagangan sepi. Karena Paksu mengkhawatirkan hal yang sangat realistis seperti, “ kalau dagang gak laku, mau dikasih makan apa istri sama anak gue?? “ begitulah kira-kira yang selalu ada dibenak Paksu. 

Memang, suami juga wajib memberikan nafkah batin pada istri. Tapi saya paham, tidak semua para suami bisa se-bijak papah - papah lainnya yang memahami hal ini. Karena, para suami juga sama halnya dengan kita, belajar setiap hari menjadi seorang suami dan ayah. Di sinilah letak keikhlasan di perlukan, ikhlas menerima Paksu yang juga sedang belajar menjadi suami dan ayah. 




Kadang saya lupa, Paksu memang tidak pandai merangkai kata atau ngasih saya wejangan dan kata-kata bijak serta menenangkan layaknya motivator. Tapi pandai memberikan saya kejutan dan menjawab curcol saya dengan jawaban paling realistis. Jadi, Paksu itu orangnya straight to the point, gak suka kode – kode tersembuyi. Jadi saya belajar untuk straight to the point juga, kalau saya bilang gak suka... ya bilang gak suka saat itu juga. Tapi, tetep saya harus memperhatikan mood Paksu.

Misal nih ya, saya pengen sentil Paksu soal kebiasaan jeleknya menyimpan kunci motor di mana aja padahal udah saya sediain box khusus tempat menyimpan kunci. Saya liat dulu, kalau Paksu keliatan lagi rudet sampai jidatnya berkerut kaya kerutan diwajahmu, hehehe......saya tunda dulu nyentil nya dan tarik nafas dalam – dalam biar energi negatif saya keluar dan pikiran lebih segar. Dan saya coba ulangi lagi nanti saat mood Paksu terlihat lebih baik. 

Perjalanan Akhir


Orangtua saya memang bercerai dan menorehkan luka yang cukup dalam. Terlebih perceraian mereka penuh drama dan pertengkaran sehingga saya hanya melihat sisi buruk dari pernikahan. Tetapi, perceraian orang tua saya juga memberikan saya banyak pelajaran tentang pernikahan. Seperti :

1. Belajar meredam ego dan emosi
2. Belajar memahami pasangan lebih dalam 
3. Belajar ikhlas menerima segala kekurangan pasangan
4. Belajar strategi komunikasi yang tepat dengan pasangan
5. Saling memahami dan memaafkan satu sama lain adalah proses tiada akhir dalam pernikahan. Karena masing – masing pasangan tumbuh dan berkembang setiap hari. Sehingga perubahan itu pasti terjadi. Oleh sebab itu belajar pun tidak berhenti satu titik pencapaian saja.

Saru hal yang paling krusial yang saya pelajari, bahwa, 
Jangan menuntut pasangan untuk memperhatikanmu lebih dulu. Tapi berhenti sejenak dan pikirkan, apakah kamu sudah melakukannya lebih dulu? Mau disayangi tapi gak balik menyayangi? Bukankah itu teramat sangat egois namanya? 

Wejangan Ibu mertuaku sayang memang benar, sabar itu gak ada batasnya dan kita sebagai istri memang perlu meluruhkan ego sambil memperbaiki kekurangan kita. Ingat saja dengan balasan Allah kalau kita bersedia ikhlas dan sabar dalam pernikahan. Pasti mau kan? Kalau saya sih mauuuuu ^_^

Saya rasa Allah itu memang Maha Adil. Saya diberi keluarga yang “cacat” tapi diberikan Ibu dan Bapak mertua serta Paksu yang Masya Allah baik dan perhatiannya luar biasa. Saya sangat bersyukur untuk itu. 

Sebagai rasa syukur saya, maka saya perlu memperbaiki kekurangan saya yang mudah baper, moody dan bereaksi negatif. Bukan hanya untuk saya, tapi juga suami dan anak – anak saya. Bukankah ibu yang bahagia akan menghasilkan anak – anak yang bahagia? 

Bahagia itu, kita sendiri yang ciptakan. Gak bisa beli kebahagiaan di Borma, kesana mah beli keperluan bulanan aja. Jangan lupa, minta cuan lebih yang warna merah buat beli kosmetik, eskrim dan coklat. Langsung todong aja, jangan pake kode – kode an, hahaha. Emak – emak juga perlu jajan dong, hihihi

Kalau kamu, gimana proses menjalani komunikasi dengan pasangan? Ada cerita lucu atau malah sebaliknya? Yuk saling berbagi (^_^)


Tulisan ini di ikut sertakan dalam setoran artikel untuk Komunitas Content Creator  Indonesia, Tema : Ikhlas dan Setoran Artikel Untuk Komunitas 1minggu1cerita, Minggu 32 dengan Tema : Terpaksa











ilustrasi self love
Ilustrasi oleh efila art (penulis blog artjoka)


Halo Orang Baper-an

Pernah gak sih, kamu mengalami hari yang ambyar dimana semua itu di akibatkan hal sepele yang terjadi dipagi hari ? kalo iya, wah sama dong.

Iya sama - sama suka rudet dengan hal sepele terus kadang di bawa pikiran sampai berhari-hari, kalau sudah begini suka kaya yang depresi gitu. 

Kalo Jawaban kamu GAK! Yakin nih gak? Hihihi. Coba cek yuk apakah kamu termasuk orang yang baper-an atau gak

Tanda kamu termasuk orang Baper
  • Apakah kamu intuitif dan memikirkan sesuatu sampai detail hingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memutuskan sesuatu?
  • Apakah kamu sering merespon cepat secara emosinal akan sesuatu hal? baik itu respon positif maupun negatif.
  • Apakah kamu seorang dengan empati tinggi dan sering mengalami emosi yang intens? misal ketika orang lain sedih, kamu cepat merasa hanyut dalam suasana sedih
  • Apakah merasa sensitif terhadap lingkungan kamu? Misal bau, suara bising, atau bahkan nada bicara tinggi, cahaya yang terlalu terang, yang orang lain tidak menganggap itu sebagai masalah

Oke cukup! Sudah dijawab dengan jujur?

Kalo jawaban kamu kebanyakan adalah YA, maka kamu satu tim dengan saya. Welcome to the clubnya manusia dengan tingkat BAPER level dewa, wehehe.

Ada istilah keren dalam psikologis untuk kondisi ini, namanya HSPS alias Highly Sensitive Person (HSP). Istilah ini pertama kali  dikemukakan oleh Dr. Elaine Aron dalam bukunya yang berjudul The Highly Sensitive Person (1997) yaitu studi tentang sensory-processing sensitivity,  dimana HSP di definisikan sebagai :
Orang yang memiliki kesadaran terhadap hal-hal kecil di sekelilingnya dan lebih mudah merasa kewalahan ketika berada di lingkungan yang sangat menstimulasi inderanya.
Apakah ini sesuatu hal yang buruk? TIDAK! semua balik lagi ke kamu. Coba jawab lagi pertanyaan berikut : 

1.    Nyaman gak kalau selalu merasa mudah jatuh saat di kritik ? 
2.    Nyaman gak kalau selalu merasa mudah sedih ? 
3.    Nyaman gak kalau selalu punya hari buruk cuman gara-gara kamu fast respon yang cenderung emosi negatif terhadap suatu peristiwa yang kurang menyenangkan?

Kalau jawabannya adalah TIDAK NYAMAN, ya ubah dong. Se sederhana itu kok. MEMANG BISA? Tentu bisa! batu yang keras aja bisa jadi berlubang kalau di tetesin air terus – menerus , masa kamu gak. iya kan? hehe

Cara Agar Gak Baper 

Jadi orang Baper-an itu, It’s not a bad thing sebetulnya, kebiasaanmu yang suka detail dan penuh dengan kreatifitas serta daya imaginasi tinggi, hal itu  bagus dalam menghasilkan karya yang gak biasa yang bahkan orang lain gak akan kepikiran.

Tapi kalo interval feeling nya kuat dan sering terjadi terus sampai menganggu aktivitas, Hal ini bisa menjadi ancaman bagi  kesehatan mental kamu sendiri. cape kan?
Jadi, wahai hati yang keras dan rasa takut yang terlalu erat merangkul jiwa, yuk  paksakan diri untuk keluar dari cangkang dan hirup udara segar. Kasihanilah dirimu yang sudah sedemikian ringkih menahan beban berat emosi dan psikologis ini berlama-lama, terlalu lama sampai berakar dan beranak pinak. 
Kekurangan dari jadi orang baper-an itu adalah kalo terlalu ekstrim bapernya, bisa  berpengaruh pada hidup orang lain. apalagi buat kamu yang sudah menikah harus berhati-hati, karena bisa berpengaruh terhadap keharmonisan berumah tangga.


Gak percaya? Nih curhatan saya soal sisi buruk dari jadi orang BAPER-an

Di suatu pagi yang biasa saja,  saya bangun tidur terus mikir segudang rencana yang akan dilakukan hari itu. Saat saya sedag melamun, tiba-tiba Pak Suami bertanya ,

Mah, ikan tongkol udah di ambil belum di warung teh neng? "  tanya Pak Suami,
Belum, aku ambil abis solat ya " jawab saya sambil berkata dalam hati, Ya Allah! aku lupa!!

"Ok" Jawab Pak Suami

Sehabis solat saya bergegas ke warung Teh Neng lalu ambil ikan tongkol nya. 

Semua jadi berapa Teh Neng" tanya saya,

80 ribu teh " jawab Teh Neng, 

HAH? Eh Busyet!! 80 ribu!!! kok jadi mahal banget?

Wah mahal ya tongkolnya teh?  " tanya saya getir,

Teteh pesennya Kan 1 kilo teh " jawab Teh Neng,

MASYA ALLAH!!!!! saya mau bikin abon atau mau dagang abon? Saya salah pesen! Harusnya seperempat kilo aja. itu juga cukup buat ngisi 1 toples! Hah! bete gue! aslinya! Lalu saya pulang sambil berjalan terhuyung dan rasa lapar yang tiba-tiba hilang.

Bah, uangnya kurang " ucap saya pada Pak Suami,

"Hah, kurang? emang berapaeun semuanya? ' tanya Pak Suami keheran, 

80 ribu! "jawab saya sambil agak pelan ngomongnya, 

Hah??? Astagfirulloh!!! yang bener Mah?? gak salah? beli berapa banyak? " wah Pak Suami marah nih, 

1 kilo " jawab saya sambil nunduk, 

Ya Allah. Mamah ngelamun ya??? kan aku udah bilang jangan banyak-banyak dulu. dikit aja" ucap Pak Suami dengan nada kesal,

Iya, maaf Bah " Jawab saya agak bete

End of conversation.

Lalu kami pun sarapan bareng walau saya tak ada nafsu makan. Lantas, saya sudahi sarapan yang tak berselera dan bergegas mengerjakan kerjaan domestik biar mood agak enakan. Rumah kinclong mood baikan, pengennya gitu. Tapi abis beberes kelar, nih mood masih aja buruk.

Masalahnya, dalam hati saya merasa dan berfikir, 

Duh Pak Suami jahat! lebih mikirin duit ketimbang perasaan aku!!  ini kan bukan masalah besar. uangnya gak ilang, ikannya ada! cuman lebih banyak aja. Tinggal di bikin. Kenapa harus marah begitu? Kaya yang aku ini ngelakuin kejahatan besar gitu! sebe! " . 

Kemurungan dan bad mood saya makin menjadi-jadi. rasanya jadi pengen kabur dan lari .

Tapi tiba-tiba saya ingat, kejadian kaya gini udah sering terjadi berulang kali. beda cerita tapi ujungnya sama. Biasanya kalo udah gini, hari saya bakalan buruk sepanjang hari sampai menjelang tidur malam harinya. akibatnya, masalah suka beresonansi sampai berhari-hari. Duh, saya cape ngadepin hal kaya gini.

Lalu saya mandi dan sambil mandi saya ngomong sama diri sendiri, 

Oh Eka sayang, udahlah. jangan cemberut aja. ini bukan masalah gede, sayangilah harimu yang indah ini kalau jadi berantakan hanya karena perasaan kamu. "

Pahamilah suami-mu, dia lagi rudet sama penjualan gak menentu kaya arah angin selama pandemi ini. Dia bukan mentingin duit dibanding feeling-mu, tapi memang kan ya duit itu penting untuk kelangsungan hidup. Jadi maklumi aja, itu bentuk khawatirnya dia aja. Lain kali jangan lupa-an dan gegabah. ayo semangat lagi atuh!! "

Eh busyet, tetiba mood saya melesat naik ke level terindah, maksudnya jadi jauuuhhhh lebih baik!!! Lalu saya memutuskan pake baju paporit saya, dandan secantik mungkin dan pasang senyum. lalu masak bikin abon sambil dengerin lagu blekping yang baru sambil joged dan nyanyi, 

ha...ha.....ha....yu laik dat??? ..... haw yu laik dat....daradat dat dat dat dat dat"

Alhamdulillah, sisa hari saya berubah menjadi indah dan bahagia. lebay yah, wkwkwk. Tapi ini beneran, karena saya merubah reaksi saya dengan cepat jadi output nya Pak Suami gak lama-lama ngambeknya. Begitu ketemu dia lagi, saya udah cantik dan wangi sambil memasang wajah manis tersenyum, dia juga jadi kesemsem kan ya....hehe. Akhirnya suasana mencair dan terus begitu sampai malam hari tiba. 

Akhirnya saya mengerti, mengubah respon itu kuncinya.

Gak semua pikiran dan prasangka buruk kita itu benar adanya, terkadang memang bisikan dan rayuan maut setan di telinga kita terasa seperti supporting system yang mendukung rasa sedih kita, Padahal kata setan,

Eit.... jangan salah, aku ajak kamu terjerumus pada lembah pertengkaran hebat dengan suami mu! huahahaha " sambil bayangin ketawa jahat setan yaa...biar dramatis wkwk

TANOS CHALLENGE

Sebetulnya, pemahaman saya soal self love ini juga berkat banyak diskusi ngaler ngidul (kesana kemari) seputar menulis di blog dan soal self love sama sahabat saya renovrainbow selama kurang lebih 2 bulan terakhir ini. ditambah saya baca postingan si doi yang ternyata juga suka ngalamin hal kaya saya ini

Ada upaya nyata yang harus kita lakukan agar kita bisa menjadi better person. Salah satunya adalah dengan menantang diri sendiri. kok bisa?

Jika di lihat cerita saya di atas yang tentang tragedi salah beli ikan tongkol? nah itu kan karena saya termasuk orang yang sangat cepat bereaksi  dan sayangnya reaksi  ini negatif dan kejadian yang sama sering berulang.

Ini sangat mengganggu dan saya ingin berubah. Lalu apa langkah konkritnya? Yaitu menantang diri sendiri lewat serangkaian tantangan terkait self love. Apa itu Self love?

Untuk lebih jelasnya, kalian bisa kepo-kepo web tetangga sebelah, eh bukan... blog Renovrainbow karena bulan ini, blog kak renovrainbow akan membahasa soal Self Love.

Tapi kalau kamu penasaran apa itu Self Love, saya bahas sedikit ya. Jadi, menurut psikolog Deborah Khoshaba Psy.D, self love itu adalah : 

Self-love adalah keadaan apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita—tindakan yang membuat kita dewasa (Psychology Today, 2012).
Memahami dan mempraktikkan self-love merupakan hal yang esensial, karena seseorang yang tidak mencintai dirinya sendiri dapat berujung pada self-esteem (harga diri)—penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri—yang rendah, terlalu fokus pada pikiran negatif, menyalahkan diri sendiri, melakukan tindakan melukai diri sendiri, dan menunjukkan sikap denial (penyangkalan). 

Oke, udah kebayang kan? Ternyata saya memang kurang mencintai diri sendiri, buktinya kebiasaan saya yang kerap bereaksi  cepat yang negatif terhadap  suatu kejadian yang tidak menyenangkan, berakibat cukup fatal terhadap  kehidupan keseharian saya. Oleh karena itu, saya perlu nih memaksakan diri mempraktekan self love. salah satunya adalah dengan melakukan challenge terkait self  love.

Jadi, saya dan Kak renovrainbow sepakat untuk bekerjasama menguasai dunia! hohoho, Oh bukan, sepakat untuk saling support dan evaluasi pengembangan diri lewat challenge atau tantangan. Dan tantangan ini akan terus berlanjut setiap bulan dan di evaluasi hasilnya, 

1.    Apakah akan kami teruskan atau tidak 
2.    Apakah berdampak postif atau tidak 
3.  Apakah pada akhirnya tantangan ini menjadi bagian dari kebiasaan baru yang positif dalam keseharian kami? 

Tantangan ini kami beri nama TANOS alias TAntangan NaON Sih ??

Seperti namanya, tantangan ini akan berpusat terhadap point pengembangan diri. Seperti tantangan melatih rasa bersyukur setiap hari, tantangan melatih positif thingking, tantangan melatih empati , memaafkan diri sendiri dan lain sebagainya.

Harapan nya sih, kami bisa menjadi versi the best of me yang jauuh lebih baik dari hari ini dan hidup bahagia dengan mencintai diri sendiri. kenapa?

Karena dengan mencintai diri sendiri, kita akan memiliki pandangan yang positif terhadap hidup yang kita jalani. melalui self love, kita juga bisa melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda dan bahagia dengan hal yang teramat sangat sederhana. 

Jadi seperti apa sih wujud asli tantangan TANOS ini? pantengin terus akun Ig kami ya @renoverainbow dan @efila_ info update TANOS ini pasti akan kami posting di akun instagram kami masing – masing dan juga di Blog.

Jadi, ayo segera paksakan dirimu untuk keluar dari cangkang ke-baper-an lalu melangkah menuju dirimu yang lebih baik dan hidup berbahagia.

Tapi, kalau lagi masak udang, cangkang udang sih jangan dilepas ya, enak tuh di goreng kering. Eehmm yummy, nyam – nyam ( jadi laper kan ya! Hihihi )